Tips dan Cara Beternak Ayam Hutan Dengan Mudah

Tips dan Cara Beternak Ayam Hutan Dengan Mudah

Cara Beternak Ayam Hutan Dengan Mudah – Ayam hutan merupakan ayam hasil tangkapan di alam liar atau di hutan. biasanya ayam jenis memiliki perilaku yang berbeda dengan ayam ayam biasnya. Mereka cenderung lebih giras, tidak bisa diam, bahkan bersifat kanibal. Namun jika anda mau membudidayakan ayam ini, di sini kami akan memberikan informasi bagimana cara beternak ayam hutan agar sukses. Di karenakan termasuk dalam keluarga ayam, pasti lah daging ayam hutan ini enak untuk di makan, jadi tidak ada salahnya sama sekali jika kita beternak. Dan inilah informasi lengkap budidaya ayam hutan khusus untuk anda

Ternak Ayam Hutan
Adaptasi Lingkungan
  • Buatlah kondisi lingkungan baru yang digunakan di buat sama dan semirip mungkin dengan kondisi alami lingkungan hidupnya, penyesuaian ini dapat dibuat secara perlahan lahan.
  • Untuk urusan pakan, anda juga harus menyediakan pakan dan disamakan dengan lingkungan tempat hidupnya, penyesuaian ini juga dilakukan secara perlahan
  • Saat menginjak lingkungan barunya, anda bisa memberikan obat anti stress di antaranya adalah multivitamin B kompleks dan B 12. Selain itu anda bisa mencampurkan antara jangkrik atau kroto yang sudah di campur dengan supertop ataupun super power


Kandang perlu disesuaikan dengan baberapa jenis ayam. Untuk ayam bekisar dengan ciri ciri ayam hyang liar dan agresif maka kandang nya harus berukuran luas, agar memberi tempat ayam ini jika sering berontak. Selanjutnya untuk jenis ayam Yokohama kandanng nya pun harus luas karena ayam jenis ini memiliki ekor yang panjang.


Tahukah anda bahwa ayam hutan memiliki sifat kanibalisme, dan oleh karena itu untuk menghindari hal yang tidak di inginkan, kita bisa mengusahakn beberapa cara untuk mengurangi dan menghilangkan sifat kanibalisme ayam hutan, di antaranya adalah

  • Mengurangi kepadatan tebar kandang
  • Memperbanyak kandungan pakan yang mengandung protein – protein hewani
  • Memperbaiki sirkulasi udara kandang
  • Memotong sedikit paruh agar tidak terlalu runcing

Demikian beberapa cara beternak ayam hutan yang bisa kami berikan, semoga bermanfaat untuk anda sekalian, jangan lupa baca juga
Cara Beternak Udang Dengan Mudah

Cara Beternak Udang Dengan Mudah

Tips Dan Cara Beternak Udang Dengan Mudah - Di Indonesia ini kita memiliki laut yang sangat luas, dari alam inilah kita dapat memanfaatkan segalanya. Dengan keindahan laut kita ini, dapat kita jadikan sebagai tempat wisata . dengan ombaknya yang besar kita dapat melakukan pelayaran dan olahraga. Sedangkan untuk hasil lautnya kita memiliki kekayaan yang sangat berlimpah, mulai dari ikan, rumput laut dan juga udang dll. Tapi sekarang ini banyak sekali orang yang membuang limbah ke dalam laut sehingga populasi binatang lautpun semakin berkurang. Biasanya binatang laut yang paling digemari dan menjadi salah satu komoditas ekspor Negara kita ini adalah udang. Namun jika populassinya berkurang maka kita juga akan susah untuk mendapatkan hewan ini. Untuk itu alangkah baiknya jika anda berusaha untuk membudidayakannya, dengan budidaya ini anda dapat mengumpulkan rupiah yang cukup besar.


Untuk lokasi tambak sebaiknya di daerah pantai atau di daerah yang tanahnya berpasir. Untuk air pada tambak lebih baik adalah air payau salinitas 0-33 ppt dengan suhu optimal 26 – 300C dan bebas dari pencemaran bahan kimia berbahaya. Lokasi tambak sudah pada daerah terbuka dan disinilah lokasi yang cocok untuk berternak udang, anda bisa membentuk petakan teratur untuk penempatan bibit udang ini


Udang merupakan hewan omnivora penghuni dasar termasuk pemakan organisme dasar yang makanan alaminya berupa plankton, moluska, siput, cacing, biji-bijian,kerang, ikan serta tumbuh-tumbuhan. Untuk ianda dapat member makan udang ini pada siang dan malam hari.


Udang yang baik biasanya memiliki warna tegas/tidak pucat baik hitam maupun merah, aktif bergerak, sehat dan mempunyai alat tubuh yang lengkap.


Pada tambak biasanya ada udang yang mati maupun kotoran sisa makanan yang bersifat racun, untuk itulah lahan perlu di bersihkan dengan cara di cangkul atau dengan pompa air. Serta pencangkulan juga berfungsi untuk membalik tanah agar terbebas dari gas beracun.Berilah pengapuran agar menetralkan keasaman tanah dan membunuh bibit-bibit penyakit dengan kapur Zeolit dan Dolomit.Lakukan pengeringan, setelah itu taburilah dengan pupuk agar lahan menjadi subur.
Cara Sukses Ternak Sapi Potong

Cara Sukses Ternak Sapi Potong

Rahasia Ternak Sapi Potong Sukses – Apa kabar sahabat pembaca? Senang sekali rasanya bisa kembali berbagi dengan kalian semua. Seperti biasa caraternak.info akan kembali berbagi informasi mengenai cara beternak kepada kalian semua. Untuk topik kali ini kami akan kembali membahas mengenai hewan yang banyak dimanfaatkan dagingya. Topik mengenai hewan yang banyak dimanfaatkan dagingya telah kami bahas beberapa waktu lalu saat membahas mengenai kambing, bebek pedaging, kalkun, dan ayam pedaging. Nah untuk kali ini kami akan membahas mengenai sapi potong. Seperti yang sama-sama kita tahu, daging sapi merupakan salah satu primadona bahan makanan di Indonesia. Selain itu sapi potong juga banyak dicari pada hari-hari besar seperti idul fitri dan idul adha. Oleh kerena itu ternak sapi potong bisa dibilang cukup menjanjikan. Berikut akan kami berikan tips untuk beternak sapi potong.

  • Pemilihan bibit

Untuk mengetahui bibit sapi yang baik untuk beternak sapi potong dapat dilihat dari beberapa ciri sebagai berikut :
  • Memiliki mata yang cerah dan bersih.
  • Tidak mengeluarka lendir dari hidungnya.
  • Tidak terdapat cacat pada tubuhnya.
  • Memiliki nafsu makan yang tingi.
  • Kandang sapi potong

Untuk beterna sapi terutama sapi potong kita membutuhkan kandang yang cukup luas dimana nantinya di kandang tersebut seluruh sapi akan ditempatkan dan mubngkin hanya dibatasi oleh sekat dari kayu maupun bambu. Yang terpenting dlam kandang sapi adalah adanya atap penutup kandang yang berfungsi menahan sinar matahari di siang hari. Ketersediaan tempat pakan juga harus diperhatikan karena sapi potong membutuhkan pakan yang cukup banyak jadi kita harus membuat tempat makan senyaman mungkin untuk dijangkau oleh sapi. Kebersihan kadang harus dijaga setiap hari agar kandang bersih dan bebas dari kotoran yang dapat menimbulkan bakteri penyebab penyakit pada sapi.
Pakan untuk sapi potong harus diperhatikan kualitasnya karena pakan sapi merupakanhal terpenting dalam usaha peternakan sapi potong. Berikut akan kami berikan beberapa pakan yang biasa digunakan sebagai pakan sapi potong.
  • Rumput gajah
  • rumput benggala
  • rumput raja
  • jerami
  • konsentrat
  • limbah sayuran
Demikianlah sedikit informasi mengenai cara beternak sapi potong, semoga dapat menjadi panduan dan inspirasi kalian semua. Terima kasih.
Eks TKI Malaysia, Kembangkan Budidaya Ayam Petelur

Eks TKI Malaysia, Kembangkan Budidaya Ayam Petelur

Beberapa anggota Koperasi TKI Purna Jaya Makmur, Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Malang, mengembangkan budidaya ayam ras petelur. Berbeda dengan budidaya ayam petelur yang menggunakan sistem baterai, budidaya yang dikembangkan anggota SBMI Malang menggunakan sistem postal yang ramah lingkungan.

Menurut Anik Sugiono (29), sistem  postal merupakan perkandangan di mana ayam ras petelur dilepaskan secara bersama-sama, bukan dikurung satu-satu dengan sistem baterai. Ukuran kandang sistem postal adalah 1 meter persegi untuk setiap 8 ekor ayam dan disediakan kotak-kotak untuk bertelur disekeliling kandang.

“Lantai kandang postal ditabur dengan gamping, setelah kering, kurang lebih 1 hari, lantai ditaburi sekam padi setebal 1 sampai 2cm. Kotak untuk tempat bertelur, dibuat memanjang disekeliling kandang dengan ukuran 35cm X 35cm X 35cm, dengan ketinggian kurang lebih 20cm dari lantai kandang.” tutur Anik, Ketua Koperasi TKI Purna Jaya Makmur, Ngantang, Malang.

Saat ditanya apa kelebihan dari budidaya ayam ras petelur menggunakan sistem postal?, Anik menyampaikan salahsatunya adalah ramah lingkungan. Setiap 4 bulan sekali, limbah kotoran ayam yang sudah bercampur sekam padi, bisa digunakan atau dijual sebagai pupuk organik. Kotoran ayam dengan kandang sistem postal itu kering dan tidak berbau, karena sistem ini menggunakan Co Enzim.

“Co Enzim merupakan bahan ekstrak alami yang dicampur pakan ayam, sehingga kotoran tidak bau. Budidaya ayam petelur dengan sistem postal, sangat cocok bagi mantan BMI yang tinggal di pemukiman padat penduduk, karena ramah lingkungan dan tidak kotorannya bau.” tambah Anik.

Usaha budidaya ayam ras petelur bisa menjadi peluang bagi buruh migran yang akan pulang kampung. Bisnis ayam petelur cukup menjanjikan, karena kebutuhan masyarakat akan telur semakin meningkat.

“Dari 200 ayam petelur yang saya kelola, telur yang terkumpul setiap hari, pasti habis dibeli tetangga sekitar. Jadi, saya tidak perlu sampai menjual ke pasar. Bisnis ayam petelur bisa jadi sampingan. Saya hanya butuh waktu sore untuk mempersiapkan ransum (pakan ayam) dan 1 jam di pagi hari untuk memberi makan. Selebihnya, Saya bisa kerja ke kantor atau mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.” tutur Yati, anggota SBMI Malang yang juga mengembangkan bisnis ayam petelur.

Sebagai gambaran usaha, berikut video penjelasan tentang bisnis ayam petelur dari Anik Sugiono berikut:

ANALISIS USAHA AYAM RAS PETELUR (untuk 100 ekor ayam siap telur/pullet)

Apabila sobat buruh migran tertarik dengan bisnis ayam petelur, berikut analisis usaha yang dibuat Koperasi TKI Purna Jaya Makmur.

Kebutuhan modal awal sekitar Rp.15.000.000.,- / 100 ekor ayam (untuk bibit ayam, pakan, kandang,)
Pembuatan kandang Rp.8.000.000,- (bisa ditekan dengan memanfaatkan kayu-kayu bekas bongkaran bangunan)
  1. Ayam siap telur (pullet)  Rp.52.000,- x 100 ekor = Rp. 5.200.000,- (harga per-awal 2013)
  2. Pakan Konsentrat 3 Kg x Rp.5.000,-     = Rp. 15.000,-
  3. Pakan Beras Jagung 6 Kg x Rp.2.500,- = Rp. 15.000,-
  4. Pakan Bekatul 2 Kg x Rp.1.000             = Rp.   2.000,-
  5. Tiga jenis pakan di atas dicampur menjadi 11 Kg = Rp.32.000,-
  6. 1 ekor per hari butuh 110gr pakan, 110gr x 100 ekor = 11.000 gr atau 11 Kg, jadi per hari 100 ekor ayam butuh 11 Kg Pakan (Rp.32.000,-)
  7. Total biaya pakan hingga produksi (betelor) adalah sekitar Rp.1.000.000,-
  8. Hasil telur untuk 100 ekor, rata-rata adalah 6 Kg per hari
  9. Harga telur Rp.12.000,-/Kg x 6 Kg/hari = Rp. 72.000,-/hari
  10. Keuntungan bersih per hari (harga telur per hari dikurangi biaya pakan per hari) Rp.72.000 -  Rp.32.000 = Rp.40.000,-/hari
  11. Keuntungan perbulan  Rp.40.000,- x 30 hari = Rp.1.200.000,-
  12. Masa produksi 3 tahun (sejak pertama kali bertelor)
  13. Kotoran ayam dijual per kantong = Rp.10.000,-
  14. Ayam afkir (sudah tidak bertelor) dijual jadi ayam pedaging = Rp.35.000,-/ekor

Keterangan lebih lanjut bisa menghubungi SBMI Malang di alamat email:  sbmi.mlg@gmail.com

sumber: http://buruhmigran.or.id/2013/07/26/koperasi-tki-purna-kembangkan-budidaya-ayam-petelur/
Keuntungan ternak bebek petelur

Keuntungan ternak bebek petelur

Pada artikel sebelumnya mengenai ternak bebek peking telah dituliskan di sini, kali ini akan saya bahas mengenai keuntungan ternak bebek petelur. Perlu diketahui bahwa permintaan ternak bebek di kota-kota besar di Indonesia seperti Medan, Jakarta, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Malang, Samarinda dan Balikpapan dari tahun ketahun semakin meningkat. Telur bebek ini dapat diolah untuk berbagai makanan dan minuman seperti kue dan banyak digunakan untuk martabak telur. Adanya opini yang berkembang di masyarakat yang menyatakan khasiat telur bebek lebih baik dari telur ayam kampung juga telah mendongkrak penjualan telur bebek. peluang-peluang bisnis tersebut seharusnya dapat dijadikan sebagai alasan utama menekuni budidaya bebek petelur pada lahan kosong yang kita miliki.

Seperti cara budidaya bebek peking maupun bebek pedaging yang dibahas dahulu, bebek petelur juga membutuhkan kolam untuk tempat bermain. Berenang merupakan salah satu sifat perilaku ternak bebek secara alami dan ini akan membantu perkembangan dan pertumbuhan sekor bebek. Bebek petelur sebaiknya dibudidayakan dengan system kandang, boleh saja mengembalakan bebek petelur tapi durasi pengembalaan tidak boleh lebih dari 3 jam / hari. Hal ini karena kebiasaan bebek yang bertelur di sembarang tempat. Itulah keunikan yang harus diperhatikan dalam cara ternak bebek petelur ini.

Keuntungan ternak bebek petelur, sampai saat ini budidaya bebek masih menjadi pilihan. Karena, bebek memiliki daya tahan yang cukup tinggi dari serangan penyakit, termasuk flu burung. Ini tak terlepas dari faktor bawaan (carrier) bebek yang memang memiliki kekebalan terhadap serangan virus tersebut.

Di samping itu, budidaya bebek petelur juga memiliki beberapa keuntungan. Pertama, dari segi pemeliharaan, beternak bebek memang lebih mudah dibandingkan dengan beternak ayam. Di samping kegiatan yang dilakukan lebih sedikit, beternak bebek juga tidak dipusingkan dengan jadwal vaksin yang harus dilakukan terhadap unggas.

kandungan gizi sumber pakan bebek

Dari segi pakan, banyak bahan yang bisa dijadikan pakan campuran dengan konsentrat. Seperti katul, jagung, karak nasi, roti kadaluwarsa, krupuk kadaluwarsa, menir, dan lain-lain. Tidak mengherankan, kalau ransum di satu daerah peternakan, berbeda dengan daerah lainnya. Justru, ketepatan strategi mengolah pakan potensial setempat, akan sangat menguntungkan peternak. Pengolahan pakan untuk bebek dapat berupa menir, katul, gaplek, roti kadaluwarsa, karak nasi, dan lain-lain.

Untuk merawat bebek petelur dapat juga dengan pemberian pakan berupa 40% bekatul, 10% tepung ikan, 10% nasi aking yang dikeringkan, dan sisanya hijau-hijauan seperti kangkung atau daun pepaya. Dengan komposisi pakan tersebut rata-rata peternak menghasilkan produksi telur diangka 60%/hari. Dengan kata lain seandainya kita memelihara bebek 1000ekor dalam setiap harinya kita akan memperoleh omset kotor sekitar Rp 840.000 yang diperoleh dari 600 x 1.400 (harga telur bebek saat ini). Dalam sebulan pendapatan kotor sekitar Rp 25.200.000 angka yang cukup besar yang dapat diperoleh dari beternak bebek. Banyak peternak bilang “keuntungan ternak bebek petelur memang cukup besar”. Strategi yang harus dilakukan yaitu menyiasati pengeluaran pakan dengan penyusunan pakan dengan bahan yang murah tetapi tetap memenuhi kebutuhan kalori maupun protein bebek petelur.
Bisnis Sidat, "Ikan Ular" yang Berharga Mahal

Bisnis Sidat, "Ikan Ular" yang Berharga Mahal


BANYUWANGI, KOMPAS.com - Perkembangan sidat, ikan air tawar yang menyerupai ular di wilayah Banyuwangi terus menggeliat.

Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Pudjo Hartanto ada sekitar 10 kelompok tani yang sudah melakukan pembesaran sidat di Banyuwangi. 

"Produksinya per tahun sekitar 10 ton per bulan dengan kualitas ekspor. Sidat banyak digunakan sebagai bahan makanan di restoran-restoran Jepang dengan harga yang cukup mahal," kata Pudjo, Senin (20/1/2013).

Pudjo menjelaskan, masih belum ada teknologi yang bisa menghasilkan bibit Sidat karena ikan yang berbentuk seperti ular tersebut mempunyai siklus hidup yang unik. "Untuk bibit masih tergantung pada tangkapan alam, karena Sidat betelur di wilayah laut dan besar di air tawar," jelasnya. 

Sementara itu, Daniel Amrullah (50) salah satu pembudidaya Sidat di wilayah Desa Parijatah Kulon, Kecamatan Srono, kepada Kompas.com menjelaskan, selama ini ia mendapatkan bibit Sidat masih dari luar Banyuwangi.

"Biasanya saya pesan bibit dari Mentawai, Cilacap, Pelabuhan Ratu, dan Lampung. Jangankan di Banyuwangi, di Jepang sendiri masih belum ada ilmu tekhnologi untuk pembibitan Sidat. Di sini saya hanya melakukan pembesaran," jelasnya. 

Menurut Daniel, dia menggunakan bibit dengan ukuran 'finger" dengan isi per kilo sekitar 5.000 sampai 7.000 ekor, "1 kilogram ukuran finger dalam waktu 8 bulan akan menghasilkan kurang lebih 1,25 ton sidat dengan harga jual sekitar Rp 150.000 per kilogram. Kenapa 8 bulan? karena di usia tersebut ukuran sidat antara 3 ons sampai 6 ons dan siap dikonsumsi," ungkapnya.

"Tapi Sidat juga mempunyai golden size antara 2,5 ons hingga 3,5 ons, ukuran itu yang sering di cari restoran-restoran Jepang sebagai bahan Unagi. Tapi kalau dibiarkan Sidat bisa besar sampai ukuran 3 meter bentuknya seperti ular," sambungnya.

Sidat yang dibudidayakan oleh Daniel banyak di jual ke Bandung, Jakarta, Surabaya dan Bali. "Ada juga yang di ekspor, tapi untuk memenuhi permintaan dalam negeri saja sudah kewalahan. Jadi berapa pun banyaknya Sidat selalu laku jadi enggak pernah khawatir susah penjualannya. Banyak pembeli yang langsung datang ke sini," kata dia. 

Sedangkan untuk tempat pembesaran, Daniel memanfaatkan sungai yang di alirkan ke kolam-kolam kecil di belakang rumahnya. "Air untuk Sidat harus mengalir, agar sidatnya bergerak dan banyak makan, karena kalo airnya diam maka Sidat akan malas makan, dan sisa pakan yang tidak termakan akan menghasilkan racun untuk sidat," kata Daniel lagi. 

Daniel mengaku untuk bahan pakan dia melakukan riset sendiri dengan mencampur tepung ikan, dedak halus, tepung jagung, tapioka, dan rumput laut hingga berbentuk seperti pasta. "Normalnya makanan yang diberikan lima persen dari berat Sidat, tapi sengaja saya tambah menjadi 7,5 persen agar cepat panen tapi tentu dengan memperkuat aliran sungai, karena sidat akan bergerak lebih cepat," tandas Daniel.

Daniel memprediksi budidaya Sidat di Banyuwangi akan terus berkembang pesat karena Sidat menjadi salah satu hidangan utama yang terpopuler di Jepang. "Selain Unagi ada juga Unadon, sidat bakar yang disajikan di atas nasi. Sedangkan Sidat sendiri di Jepang sudah menjadi ikan langka dan hanya 30 persen sidat dari Jepang sendiri yang digunakan sisanya yang ekspor salah satunya dari wilayah Banyuwangi," cetus Daniel.
Ikan Indonesia yang paling diburu Jepang untuk Kepintaran dan Tinggi Badan

Ikan Indonesia yang paling diburu Jepang untuk Kepintaran dan Tinggi Badan

Jijik boleh-boleh saja. Tapi, jika tahu khasiatnya, orang bakal tak sempat membayangkan rasa jijiknya. Itulah yang biasa dialami orang ketika melihat ikan sidat alias anguilla. Badannya yang pipih memanjang sekilas mirip belut. Cuma, kalau lebih ditelisik, kepalanya ternyata berbeda. Bentuknya lebih mirip ikan lele yang ber-sungut dua. Ngerinya, pada umur setahun, bentuknya tak berbeda dengan ular. Panjangnya bisa mencapai 2-3 meter. Di Indonesia ikan ini dikenal dengan berbagai nama menurut bahasa daerah. Orang Betawi menyebutnya Moa, orang Sulawesi menyebutnya Sogili, orang Sunda menyebutnya Lubang, sementara ada juga yang menyebutnya Massapi. Dalam bahasa Indonesia ikan ini disebut ikan Sidat (anguilla sp.).

Ikan sidat mempunyai banyak keunggulan. Konon, tekstur dagingnya yang lembut mampu menyembuhkan berbagai penyakit, terutama penyakit kulit. Di Jepang dan Eropa, sidat digemari karena memiliki kandungan protein, terutama vitamin A. Kandungan vitamin A sidat 45 kali lipat dari kandungan vitamin A susu sapi. Kandungan vitamin B1 sidat setara dengan 25 kali lipat kandungan vitamin B1 susu sapi. Kandungan vitamin B2 sidat sama dengan 5 kali lipat kandungan vitamin B2 susu sapi. Dibanding ikan salmon, sidat mengandung DHA (Decosahexaenoic acid, zat wajib untuk pertumbuhan anak) sebanyak 1.337 mg/100 gram sementara ikan salmon hanya 748 mg/100 gram. Sidat memiliki kandungan EPA (Eicosapentaenoic Acid) sebesar 742 mg/100 gram sementara salmon hanya 492 mg/100 gram. Masih banyak lagi kandungan zat ajaib yang terkandung dalam tubuh sidat. Tak heran, di Eropa, Amerika, Taiwan, dan Jepang, konsumsi ikan sidat cukup tinggi.

Tengoklah pasar ikan sidat sekarang. Kebutuhan dunia akan sidat saat ini sekitar 300.000 ton. Dan, khusus di Jepang, permintaannya mencapai 120.000 ton per tahun. Memang, Negeri Matahari Terbit juga membiakkan ikan jenis ini. Hanya, kini 75% di antaranya kudu diimpor lantaran benih di perairan Jepang kian menurun. Hebatnya lagi, dari 18 spesies sidat di dunia, tujuh di antaranya ada di Indonesia. Malah, diduga, nenek moyang ikan mirip belut ini berasal dari perairan Sulawesi.

Makan ikan sidat atau dikenal dengan Unagi, bukanlah makanan biasa, tetapi termasuk termahal di resetoran Jepang sehingga bila kita dijamu dengan hidangan makanan tersebut, menunjukkan kita sebagai tamu terhormat. Unagi merupakan suguhan makanan bagi pertemuan pembisnis besar dan terkenal atau tokoh tokoh penting . Karenanya yang terlibat dalam bisnis sidat disana adalah perusahaan besar multi nasional seperti Mitsui, Marubeni, Ssasakawa dan lainnya dan perusahaan ini baru mau bekerjasama bila kita mampu memasok kontrak diatas 5.000 ton pertahun .

Indonesia hingga saat ini belum mampu berbuat, walau ada 3 wilayah khusus di perairan kita sebagai tempat pengembangan telur ikan sidat yaitu Poso, Sorong Barat dan Pelabuhan Ratu.

Ikan yang menjadi santapan kalangan elite di Jepang ini kini semakin diminati pebisnis di Indonesia. Apalagi dengan terbukanya pasar ekspor sidat ke negara-negara Asia Timur (Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang). Kini, permintaan sidat sangat tinggi baik di pasar lokal maupun pasar internasional. Sayangnya permintaan yang sangat tinggi tidak diimbangi oleh ketersediaan pasokan. Beberapa supermarket besar di Jakarta masing-masing membutuhkan sidat segar 3 ton perbulan sementara yang terpenuhi baru 10 persennya, inipun pasokannya tidak kontinyu. Ini belum terhitung kebutuhan restoran dan perusahaan-perusahaan pengolah hasil perikanan


Pengemasan Ikan Sidat
Pengemasanikan sidat hasil budidaya dalam keadaan hidup dengan menggunakan kantongplastik sama seperti pengemasan pada udang atau jenis ikan lainnya. Pengemasanini merupakan jenis pengemasan secara tertutup karena air sebagai media tidakkontak langsung dengan udara bebas. Sebagai ganti udara, oksigen langsungdimasukkan ke dalam air media yang berada di dalam plastik. Oksigen yangdibutuhkan berasal dari tabung oksigen yang disalurkan menggunakan selang.Pengemasan dengan cara seperti ini dapat dilakukan untuk transportasi jarakjauh dan dekat. Kantong plastik yang digunakan berukuran lebar 60 cm denganpanjang 100 cm.Kantong plastik yang telah diisi dengan ikan sidat selanjutnya dimasukkan kedalam sterofoam. Sterofoam adalah kotak yang terbuat dari bahan sintesis,sangat ringan, mudah hancur tetapi tahan air. Terdapat beberapa ukuransterofoam tetapi untuk pengemasan ikan sidat konsumsi digunakan yang berkuranpanjang 75 cm, lebar 40 cm dan tinggi 30 cm. Cara pegemasan dengan kantong plastik yang dilakukan pada ikan sidat ukurankonsumsi dapat dipaparkan segai berikut :

1.Siapkan wadah untuk menampung ikan sidat ukuran konsumsi yang akan dilakukan pengemasan.Wadah yang digunakan bisa berupa bak fiber atau tong plastik. 

2.Tuangkan air bersih ke dalam wadah tersebut sebanak ½ dari volume total 

3.Masukan balok es yang telah dibungkus rapat dengan plastik hingga suhu airdalam wadah mencapai 12 oC. Penurunan suhu dilakukan untuk membius ikan sidatkarena selama transportasi ikan sidat dikondisikan dalam keadaan tidak sadar.Pembiusan bertujuan untuk menurunkan aktivitas metabolisme ikan sidat selamatransportasi sehingga kondisi air media bisa terjaga dalam keadaan baik.

4.Isi kantong plastik dengan air bersih hingga 1/3 bagainnnya. Air yangdimasukkan ke dalam plastik mengikuti suhu air dalam wadah penampungan ikansidat yaitu sekitar 12oC.

5.Masukkan ikan sidat yang akan di kemas.

6.Buang udara dalam kantong plastik lalu masukkan oksigen dari tabung yangdisalurkan melalui selang kecil hingga diperkirakan sampai 2/3 volume kantungplastik.

7.Ikat 1/3 dengan karet gelang hingga rapat pada bagian atas kantung plastikyang tidak berisi udara.

8.Apabila dirasakan suhu lingkungan sangat tinggi atau jarak pengiriman sangatjauh, bisa ditambahkan balok es yang telah dibungkus plastik atau kertas koran.Penambahan balok es ini bertujan untuk menjaga suhu di dalam sterofoam selamatransportasi.

9.Masukkan kantong plastik tersebut ke dalam sterofoam tutup rapat. Untuk lebihmerapatkan rekatkan selotip (lebar 10cm) pada bagian pingir hingga melingkardari mulai bagian awah hingga atas. Tambahkan selotip pada bagian pinggir tutupsterofoam yang direkatkan pada bagian bawahnya.


Pakan Pembesaran Ikan Sidat

Pakan yang diberikan pada tahap pembesaran berupa pakan buatan berbentuk pellet dangan diameter 0,5 cm. Dosis pemberian pakan sebanyak 1 – 2 % dari berat biomassa. Pemberian pakan dilakukan 2 kali dalam satu hari yaitu pada pagi (06.00-07.00) dan malam (23.00-24.00) dengan prosentasi pemberian pakan untuk pada sore hari lebih tinggi dari pada pagi hari (40 : 60). Hal ini dikarenakan pada saat sore sampai malam hari kandungan oksigen terlarut masih tinggi sehingga benih ikan sidat lebih aktif bergerak terutama untuk aktivitas makan.

Pergantian air selama masa pemliharaan bisa mencapai 20 – 30 % untuk menjaga kadar oksigen terlarut pada kisaran 20 ppm dan membuang kotoran yang terlarut di dalam air. Kotoran yang ada di dalam tambak berasal dari sisa pakan, feses benih ikan sidat, dan kotoran lain yang datang dari air media.

Tahap pembesaran dilakukan sampai fingerling berubah menjadi ikan sidat ukuran konsumsi dengan berat minimal 200 gr/ekor. Pemanenan ikan sidat ukuran konsumsi dilakukan pada sore hari agar menghindari stress akibat tingginya suhu pemeliharaan. Pemanenan dilakuan dengan menggunakan waring anco dengan dimensi waring 1,5 x 1,5 m2. Anco diturunkan sampai ke dalam tambak lalu taburkan pakan pellet pada bagian atas waring anco. Biarkan beberapa saat hingga ikan sidat yang akan kita panen berkumpul di daerah pemberian pakan. Apabila ikan sidat sudah berkumpul dalam jumlah banyak lalu tarik waring anco tersebut hingga mencapai permuakan air tambak kemudian arahkan ke pematang tambak. Pada pematang tambak telah disediakan drum sebagai wadah ikan sidat yang telah dipanen tadi. Segera lakukan kegiatan pengemasan apabila ikan sidat telah masuk kedalam drum.

Tahap terakhir dari proses kegaitan budidaya adalah penanganan pasca panen. Dengan penanganan pasca panen yang benar diharapkan nilai jual dari produk budidaya tersebut tidak akan turun karena penanganan panen dan transportasi yang kurang baik. Ikan sidat mempunyai nilai jual tinggi pada saat diperdagangkan dalam kondisi hidup dan segar (tidak luka). Untuk itu diperlukan cara pengemasan ikan sidat ukuran konsumsi akan menjamin kelangsungan hidupnya dari mulai penaganan panen di tambak sampai ke lokasi pasar.

Ikan Sidat Ukuran Konsumsi
Tahapan pembesaran bertujuan untuk memperoleh ikan sidat ukuran konsumsi dengan ukuran > 200 gr/ekor yang dipelihara dan merupakan tahap akhir dari semua kegiatan budidaya ikan sidat. Benih ikan sidat yang digunakan berasal dari hasil tahap pendederan II yang berukuran berat 10 gr/ekor (fingerling).

Proses pemindahan benih ikan sidat dari bak penderan II ke dalam tambak pembesaran dilakukan dengan hati-hati dan cepat untuk menghindari stress selama proses pemindahan berlangsung. Disarankan untuk melakukan pemindahan pada pagi atau sore hari dimana suhu lingkungan tidak terlalu tinggi. Benih ikan sidat ditebar dengan kepadatan 4 ekor/m2.

Tempat pemeliharaan yang digunakan adalah tambak dengan dimensi 100 x 40 x 3 m3 dengan tinggi air media yang digunakan hanya 1,5 m.dari dasar tambak. Tambak pemeliharaan dilengkapi dengan 2 unit kincir air pedal hole. Air media pemeliharaan berasal dari tandon air yang dialirkan saluran inlet ke dalam tambak pemeliharaan. Volume pergantiian air sebanyak 20 – 30 % yang dilakukan satu kali dengan interval waktu 3 hari.

Sebelum digunakan, tambak terlebih dahulu dipersiapkan agar ikan sidat dapat tumbuh maksimal. Persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
  • Pengangkatan lumpur sedalam 5 cm.
    Pengangkatan tanah ini dilakukan untuk menghilangkan gas-gas beracun pada lahan yang potensial keasamannya rendah.
  • Perbaikan tanggul.
    Perbaikan tanggul meliputi pengerasan dasar dan bagian miring tambak supaya mempersulit sidat untuk membuat liang. Pada habitat aslinya, sidat membuat lubang untuk tempat hidupnya agar terlindung dari predator.
  • Pembuatan sarana biosecurity.
    Untuk menjaga sanitasi dan meghindari hama dan penyakit masuk ke dalam kolam (tambak) maka diperlukan sarana biosecurity.
  • Pengisian air tawar.
    Air media yang digunakan harus terhindar dari polutan berupa pestisida atau bahan berbahaya lainnya. Pemasangan kincir air dilakukan sebelum pengisian air media dilakukan untuk mempermudah pemasangan kincir tersebut. Pengisian air tawar dilakukan sampai ketinggian air kurang lebih mendekati 1 meter dari dasar tambak.


 Kunci Sukses berternak ayam kampung

Kunci Sukses berternak ayam kampung

Pada budi daya maupun bisnis apa pun, informasi dan pengetahuan yang memadai sebelum usaha dijalankan menjadi kunci penting suksesnya usaha, termasuk pada budi daya ayam kampung. Jangan sampai setelah budi daya dijalankan muncul banyak kebingungan karena tidak menguasai teknisnya sehingga usaha peternakan yang dijalankan tidak optimal, bahkan mengalami kegagalan.

Pelajari terlebih dahulu berbagai aspek teknis budi daya ayam kampung sebelum mulai menjalankannya. Informasi bisa diperoleh dari berbagai media, seperti majalah, buku, hingga Internet. Dunia maya menjadi cara efektif untuk mengetahui keberadaan dan melakukan kontak dengan banyak peternak ayam kampung dari berbagai daerah di Indonesia.

Tidak cukup hanya membaca berbagai pustaka. Cari tahu keberadaan peternak di daerah sekitar dan di berbagai daerah lain, kemudian lakukan kontak. Jika memungkinkan, kunjungi peternakan bersangkutan sehingga mengetahui secara langsung kondisi peternakan ayam kampung.

Lakukan komunikasi dan tukar pikiran dengan peternak yang sudah berpengalaman mengenai berbagai hal terkait teknis budi daya ayam kampung. Apabila memungkinkan, pada awal usaha, lakukan kerjasama dengan cara membeli bibit dari peternak bersangkutan. Dengan cara ini biasanya si penjual bibit akan memberikan pengarahan tentang cara beternak yang baik.

Apabila ingin lebih mendalami teknis budi daya ayam kampung, sebelum memulai dapat mengikuti pelatihan budi daya ayam kampung yang sebenarnya sudah banyak dijalankan secara mandiri oleh peternak di berbagai daerah. Melalui pelatihan, calon peternak bisa mendapatkan mentor atau konsultan yang dapat "mendampingi" dan memberikan informasi terkait kendala budi daya selama peternakan berjalan. Cara seperti ini cukup efektif menghasilkan peternak-peternak ayam kampung baru yang sukses.

Selain diberikan kepada calon peternak, pelatihan atau penyuluhan budi daya ayam kampung juga banyak diberikan peternak yang sudah menerapkan sistem budi daya intensif, baik kepada masyarakat maupun peternak lain yang masih menjalankan sistem budidaya umbaran. Melalui pelatihan ini masyarakat dapat "membenahi" sistem pemeliharaan ayam kampungnya, sehingga lebih efisien sekaligus lebih aman dari penularan penyakit.

Selain itu, berpeluang menambah atau meningkatkan jumlah ayam yang dipelihara karena sudah mengetahui sistem pemeliharaan yang lebih baik. Pasalnya, selama ini banyak peternak sistem umbaran yang sudah merasa puas dapat memanen 10-20 ekor ayam kampung per minggu. Padahal, potensi usahanya masih dapat ditingkatkan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas hasil panen.

Selain informasi teknis budi daya, informasi besarnya serapan pasar terhadap telur dan daging ayam kampung, baik di sekitar peternakan maupun daerah lainnya juga harus diketahui calon peternak. Informasi ini dapat dijadikan acuan dalam menentukan skala usaha peternakan yang akan dijalankan.

B. Memenuhi persyaratan budi daya

Pola pemeliharaan ayam kampung sistem umbaran yang dijalankan masyarakat di berbagai daerah memang merupakan pola pemeliharaan warisan sejak dahulu kala. Sayangnya, pola pemeliharaan yang dijalankan ternyata kurang efisien dalam meningkatkan pertumbuhan bobot dan produksi telur, karena pakan dan pemeliharaan lainnya hanya dijalankan ala kadarnya.

Sebagai gambaran, ayam kampung yang dipelihara ala kadarnya mencapai pertumbuhan bobot 1 kg dalam waktu 6 bulan. Sementara, ayam kampung pedaging yang dipelihara intensif mencapai pertumbuhan bobot yang sama dalam waktu 2-2,5 bulan.

Karena itu, agar hasil budi daya optimal dan dapat memberikan keuntungan ekonomi sesuai yang diharapkan serta mencegah kerugian seperti di atas, peternakan yang dibangun harus memenuhi persyaratan lokasi dan teknik budi daya yang sesuai. Kondisi peternakan yang baik membuat peternak dapat menjalankan usahanya dengan tenang dan fokus pada pengembangan usahanya. Berbagai persyaratan budi daya ayam kampung yang baik dan benar dibahas di bab persiapan budi daya. Sementara itu, langkah-langkah yang dapat dilakukan peternak untuk mencegah penyakit menular "mampir" dan menimbulkan kerugian pada peternakannya bisa dibaca di bab penanggulangan hama dan penyakit.

C. Jelas menentukan arah peternakan,petelur atau pedaging

Hingga saat ini, masih banyak para peternak ayam kampung yang sejak awal tidak menentukan dengan jelas arah peternakannya, apakah ingin beternak ayam kampung petelur atau pedaging. Masih sangat jarang peternak yang membudidayakan ayam kampung petelur atau pedaging secara khusus. Akibatnya, peternak tidak menggunakan DOC atau bibit yang tepat—bibit khusus petelur atau pedaging sehingga hasil dari peternakannya tidak optimal.

Kesalahan memilih bibit sejak awal jelas menimbulkan kerugian bagi peternak, terutama terkait biaya pemeliharaan. Jika kebetulan mendapatkan DOC pedaging, tetapi tidak mengetahuinya dan menjadikannya DOC petelur, tentu biaya pakan meningkat karena lamanya waktu pemeliharaan. Di lain pihak, hasil telur yang didapatkan juga tidak optimal. Begitu sebaliknya, jika bermaksud memelihara ayam kampung pedaging, tetapi ternyata yang dipelihara ayam kampung petelur. Biaya pakan yang dikeluarkan menjadi tidak sebanding dengan kenaikan bobot ayam.

D. Memulai dari tahab termudah

Bagi peternak pemula yang belum memiliki pengalaman, sebaiknya memilih langkah termudah dalam memulai peternakannya. Kemudahan ini baik dari sisi teknis untuk meminimalkan risiko kegagalan maupun dari sisi investasi. Bagi peternak yang ban., menjalankan peternakan ayam kampung pedaging dapat memulai dengan membeli DOC untuk dibesarkan. Teknis pemeliharaannya relatif mudah dibandingkan dengan pemeliharaan ayam kampung petelur. Periode pembesaran pun relatif singkat, hanya sekitar 2-2,5 bulan sudah panen. Selanjutnya, jika berhasil melewati tahap pembesaran ayam kampung pedaging, peternak dapat menambah segmen usahanya, baik ke pembibitan ayam kampung pedaging maupun membudidayakan ayam kampung petelur.

Sebaliknya, jika ingin membudidayakan ayam kampung petelur dapat memulai dengan membeli dara ayam kampung petelur berumur 4-5 bulan. Selanjutnya, memeliharanya selama sekitar satu bulan hingga siap berproduksi (menghasilkan telur) pada umur 6 bulan. Pemeliharaan ini dianggap cukup singkat ketimbang membeli DOC petelur sehingga risiko kegagalan selama pemeliharaan menjadi lebih kecil.

Meskipun begitu, sebagian peternak pemula juga membeli DOC petelur dengan pertimbangan sejak kecil ayam sudah beradaptasi dengan lingkungan peternakan sehingga tidak perlu beradaptasi lagi saat mulai menghasilkan telur. Namun, jika ingin menjalankan teknik seperti ini sebaiknya peternak memiliki pendamping atau peternak ayam kampung petelur lain yang sudah berpengalaman, sehingga bisa berkonsultasi setiap saat. Tujuannya, tak lain untuk memastikan peternakan yang baru dikelolanya dapat berjalan dengan baik.

E. Memulai dari sekala kecil

Tidak perlu terlalu terburu-buru berinvestasi besar untuk beternak ayam kampung, meskipun modal yang dimiliki mencukupi. Calon peternak ayam kampung, baik petelur maupun pedaging, yang baru pertama kali menjalankan usaha beternak ayam kampung tentu akan lebih "aman" jika memulainya dengan populasi yang tidak terlalu banyak. Misalnya, memulai dengan memelihara beberapa puluh atau ratus ekor ayam kampung.

Anggap saja periode awal beternak ini sebagai sarana pembelajaran sambil terus mencari tahu berbagai teknik pemeliharaan ayam kampung yang baik (Learning by doing). Memelihara ayam kampung pada tahap awal dalam jumlah tidak terlalu banyak juga menjadi sarana "masuk" ke berbagai komunitas peternak ayam kampung untuk "menimba" ilmu. Tentunya akan lebih banyak hal yang bisa didiskusikan bersama peternak lain jika sudah benar-benar memelihara.

Selanjutnya, berbagai pengalaman dan pengetahuan baru yang diperoleh selama periode pemeliharaan pertama digunakan sebagai bekal untuk periode peternakan berikutnya, termasuk mengembangkan skala peternakan. Jika pada periode pertama sudah berhasil, keuntungan yang diperoleh dapat digunakan untuk periode selanjutnya. Begitu pun sebaliknya, jika belum berhasil, modal yang ada tidak keburu habis seluruhnya sehingga bisa digunakan untuk menjalankan periode berikutnya dengan tambahan pengalaman dan pengetahuan bait sehingga peluang keberhasilan menjadi lebih besar.

Namun, jika memang langsung membudidayakan ayam kampung dalam skala besar, seperti diulas di atas, sebaiknya memiliki pendamping atau peternak senior. Peternak pendamping ini dapat memberikan pengarahan atau konsultasi selama proses budi daya berlangsung, sehingga jika terjadi kendala dapat ditangani lebih cepat dan tepat.

F. Waktu tepat memulai Budi daya

Keadaan musim cukup berpengaruh terhadap budi daya ayam kampung, terutama saat memulai peternakan. Sebaiknya budi daya dimulai pada musim kemarau atau awal musim kemarau, karena akan memberikan kemudahan dalam proses pemeliharaan. Misalnya, pemeliharaan DOC pada malam hari tidak terlalu repot karena cuaca relatif mendukung. Sementara, pada musim hujan pemeliharaan DOC relatif lebih repot karena cuaca lebih dingin dan kelembapan lebih tinggi. Apalagi, pada masa pergantian musim (pancaroba), ternak lebih rentan terserang penyakit karena perubahan cuaca yang sering terjadi secara tiba-tiba.

APABILA BUDI DAYA TERPAKSA HARUS DIMULAI PADA SAAT MUSIM HUJAN, MAKA MANAJEMEN PEMELIHARAAN DOC MENGGUNAKAN KANDANG PEMANAS HARUS BENAR-BENAR BAIK. TUJUANNYA UNTUK MENEKAN TINGKAT SERANGAN PENYAKIT DAN KEMATIAN. TIDAK DISARANKAN MEMULAI USAHA BETERNAK AYAM KAMPUNG PADA MASA PANCAROBA.

Berdasarkan serapan pasarnya, budi daya ayam kampung dapat dilakukan sepanjang tahun karena permintaan pasar terhadap ayam kampung relatif stabil. Begitu pula harganya. Pada saat tertentu, seperti hari raya, serapan pasar terhadap ayam kampung pedaging meningkat drastis. Menjelang saat seperti ini produksi bisa ditingkatkan untuk memanfaatkan momen melonjaknya harga ayam.
G. Melengkapi perlengkapan peternakan dan melaksanakan manajemen pemeliharaan dengan baik
 Faktor lain yang berperan dalam kesuksesan sebuah peternakan ayam kampung adalah kelengkapan peralatan budi daya yang dimiliki dan pelaksanaan manajemen pemeliharaan yang baik. Berbagai keperluan budi daya ayam kampung harus cukup jumlah dan kualitasnya. Mulai tempat pakan dan minum hingga berbagai peralatan pendukung lainnya, seperti peralatan kebersihan kandang serta peralatan pencucian tempat pakan dan minum. Biasanya, peternakan yang sudah menerapkan teknik pemeliharaan semiintensif atau intensif sudah memiliki berbagai perlengkapan tersebut secara memadai.

Perlengkapan lain yang penting dan harus dimiliki peternakan ayam kampung, terutama usaha pembibitan, adalah genset dan cooling room. Genset diperlukan di peternakan ayam petelur yang juga menghasilkan DOC yang proses penetasannya menggunakan mesin tetas, baik manual maupun otomatis. Genset diperlukan jika sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik sehingga aliran listrik ke mesin tetas berhenti. Apabila lampu padam terlalu lama, tentunya akan mengakibatkan telur gagal menetas.

Perlengkapan penting lainnya yang dibutuhkan peternakan ayam kampung pembibitan adalah cooling room atau ruang khusus penyimpan telur yang dilengkapi pendingin udara. Fungsinya sebagai tempat penyimpanan sementara telur, terutama telur tetas, sebelum dijual atau dimasukkan ke dalam mesin tetas. Khusus telur tetas, penyimpanan dalam ruangan bersuhu lebih rendah dari suhu ruang normal (sekitar 25° C) dapat mencegah terjadinya pertumbuhan embrio din! sebelum ditempatkan ke dalam mesin tetas.

Setelah semua perlengkapan peternakan tersedia, faktor selanjutnya yang mendukung kesuksesan budi daya ayam kampung adalah manajemen pemeliharaan yang dijalankan dengan balk. Mulai pemberian pakan, perawatan kandang dan perlengkapan kandang, hingga pemberian vaksinasi dan penyemprotan disinfektan di dalam kandang.Termasuk pencatatan history di peternakan sebagai bahan evaluasi ke depan.

H. Mencatat setiap kegiatan

Salah satu kunci keberhasilan beternak ayam kampung adalah mencatat setiap kegiatan yang dilakukan, termasuk membuat catatan mengenai pengeluaran dan pemasukan yang diperoleh setiap harinya. Hal ini penting untuk mengetahui secara pasti modal dan keuntungan yang diperoleh, sehingga pada periode berikutnya peternak dapat mengalokasian anggaran dengan jelas.

Pencatatan juga dilakukan terhadap perkembangan jumlah populasi ayam di peternakan hingga setiap kejadian lain yang berlangsung, seperti program vaksinasi dan pemberian vitamin, kejadian jangkitan penyakit, banyaknya ayam yang terjangkit penyakit, hingga pola penanganannya. Termasuk catatan yang dibuat pada proses penetasan telur. Semua catatan kejadian di peternakan digunakan sebagai bahan evaluasi jika hasil budi daya yang didapatkan kurang optimal. Selain itu, dapat digunakan sebagai data untuk perkembangan dan kemajuan peternakan pada masa yang akan datang.

Demikian,semoga bisa buat bahan refrensi bagi anda calon peternak ayam kampung,
By: Asgindo Farm with Aba Nauval Farm

Sukses Beternak Kambing, TKI Indramayu Ogah Kembali ke Luar Negeri

Sukses Beternak Kambing, TKI Indramayu Ogah Kembali ke Luar Negeri

Kabupaten Indramayu menjadi pengirim tenaga kerja Indonesia (TKI) terbesar di Jawa barat. Menariknya, mereka yang pulang rata-rata tidak mau kembali ke luar negeri. Mengapa?

M. HILMI SETIAWAN, Indramayu

LOKASI penggemukan kambing itu ada di Desa Gelarmendala, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu. Kandang kambing dibuat semacam rumah panggung. Kandang disekat dengan ukuran sekitar 1 meter persegi untuk seekor kambing. Total kapasitas kandang itu adalah 100 kambing.

Muniah, koordinator Griya Embek, mengatakan bahwa program penggemukan kambing itu dibuat mantan TKI sejak Januari lalu. Dia adalah satu di antara sepuluh anggota kelompok tersebut. Mereka mendapat pendampingan dari International Organization for Migration (IOM) dan Garda Buruh Migran Indonesia.

Perempuan yang pernah bekerja di Arab Saudi itu mengatakan, usaha penggemukan kambing tersebut masih dikembangkan. "Dari kapasitas 100 ekor kambing, masih terisi 30 ekor," katanya. Meski begitu, mereka sudah "panen" tiga kali.

Skema yang mereka pakai adalah berbelanja kambing berbobot 20 kg. Harganya sekitar Rp 34 ribu/kg untuk kambing betina dan Rp 43 ribu/kg untuk kambing jantan. Jadi, harga rata-rata seekor kambing Rp 680 ribu hingga Rp 860 ribu.

Awalnya mereka membeli kambing dari Lampung Pertimbangannya adalah kualitas kambing bagus dan harga miring. Tetapi, pada praktiknya, mereka malah rugi. Sebab, dalam perjalanan, banyak kambing yang mati. "Mungkin karena kejauhan dari Lampung ke Indramayu. Kambingnya stres," kata perempuan 41 tahun itu.

Akhirnya, pada masa penggemukan kedua, ketiga, dan yang akan datang, mereka mendatangkan kambing dari Garut. Lebih aman dan murah harganya.

Perempuan yang menjadi TKI tidak sampai setahun itu menuturkan, masa penggemukan kambing berjalan sekitar tiga bulan. Selama masa penggemukan itu, bobot setiap kambing bisa bertambah 9 kg sampai 10 kg. Jadi, untuk seekor kambing yang sukses digemukkan, mereka bisa mendapatkan pemasukan sampai Rp 400 ribu. Jika dihitung untuk 30 ekor kambing, total hasil penjualannya mencapai Rp 12 juta. Kambing dijual kepada tengkulak untuk dikirim ke kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung.

Dengan jumlah anggota sepuluh mantan TKI, mereka mendapatkan minimal Rp 1 juta setiap orang. "Tetapi, jangan dilupakan urusan makan kambingnya. Pakannya rumput kering," ujar Muniah.

Seekor kambing membutuhkan pakan sampai 1 kg/hari. Harganya Rp 2.000 per kg. Selama penggemukan, dibutuhkan biaya pakan Rp 180 ribu. Untuk 30 ekor kambing yang digemukkan, dibutuhkan biaya pakan Rp 5,4 juta. "Hitungan bersihnya, setiap anggota mendapatkan laba Rp 250 ribuan sekali masa penggemukan," kata dia. Untuk masa awal penggemukan kambing itu, pembiayaan mereka dibantu IOM.

Hasil usaha penggemukan kambing tersebut memang belum signifikan. Tetapi, jika seluruh kandang sudah terisi kambing, Muniah yakin penghasilan rekan-rekannya bisa naik. "Sehingga bisa mencegah keberangkatan kembali para mantan TKI ke luar negeri," kata dia.

Yang tidak masuk kelompok Griya Embek bisa mengambil lini usaha penjual pakan kambing. Muniah memprioritaskan membeli pakan kambing dari keluarga TKI atau mantan TKI.

Desa Gelarmendala merupakan basis TKI di Indramayu. Mayoritas TKI di desa itu bekerja di Timur Tengah. Berdasar data Pusat Penelitian dan Pengembangan Informasi (Puslitfo) BNP2TKI, jumlah TKI asal Indramayu yang berangkat ke luar negeri selama tiga tahun berturut-turut sebanyak 80.015. Perinciannya, 29.966 orang pada 2011, 28.524 orang (2012), dan 21.525 orang (2013). (*/c10/ca)
Menjadi Jutawan dari usaha pembibitan kambing

Menjadi Jutawan dari usaha pembibitan kambing

Dewasa ini banyak orang merasa bingung, mau bisnis apa, mau usaha apa, mau kerja apa, mau melamar dimana, dll. Untuk kalangan muda, sebenarnya sangat miris, kemarin menteri tenaga kerja menyatakan ada sekian ribu sarjana menganggur dan menunggu pekerjaan, di saat bersamaan kaum buruh sedang menuntut kenaikan UMP dan tentu saja kalau dead lock dengan pihak pengusaha, maka ancaman pemutusan hubungan kerja sudah menunggunya.

Para calon pensiunan juga bingung mau berbisnis apa, padahal nilai jumlah uang pensiunan yang akan diterima nilainya banyak, namun karena selama masa kerja jarang berbisnis maka saat memasuki masa persiapan pensiun, banyak yang galau, bingung mau bisnis apa. Banyak rencana yang akan dilakukan, mulai bisnis A sampai bisnis Z, namun rasa takut gagal, belum berpengalaman, tidak punya relasi bisnis dll selalu menghantui sehingga membuat ragu-ragu memulai usaha.

Adalagi kasus dimana beberapa orang ingin mengembangkan jenis usaha yang akan ditekuni, masih pikir-pikir dan bingung menentukannya, pilah memilah kelebihan dan kekurangan dari bisnis yang dilirik, seru sekali pastinya.

Sebenarnya banyak solusinya, dengan catatan asal mau, suka dan niat menjalankannya, hal yang paling mudah dan tidsak mengandung resiko nilai ekonomis yang besar adalah memulai bisnis kecil kecilan, salah satunya beternak kambing pembibitan. 

Bagaimana maksudnya ? maksudnya adalah menjalankan atau memulai peternakan kambing kecil-kecilan yang mengkhususkan diri kepada urusan pembibitan atau memperbanyak populasi kambing yang dipeliharanya, sederhananya kambing yang dipelihara 80% betina dan nanti akan beranak pinak.
Berikut ini sedikit gambaran sederhana,  misalnya Anda memiliki dana 10 juta, anda belikan 6 ekor kambing betina produktif, dan 1 pejantan yang berpostur tinggi besar, sisanya untuk bikin kandang sederhana dan biaya selama beberapa bulan ke depan, dalam tempo setahun 6 indukan itu sudah melahirkan sekitar antara 6-12 ekor kambing, nah 1 tahun kedepan, Anda sudah memiliki sekitar 13-18 ekor kambing, silahkan disortir, nanti dari anak kambing tersebut pilih anak kambing pejantan untuk digemukkan dan dijual, jadi anak kambing yang dijual akan menghidupi para kambing betina di kandang Anda. Pada akhirnya nanti Anda akan mulai stabil menjual beberapa ekor kambing tiap bulannya, beberapa ekor kambing hasil penjualan untuk biaya operasional, sisanya tentu saja menjadi nett profit Anda. Simple sekali kan…

Pilihan Antara Penggemukan atau Pembibitan Kambing

Jika dibandingkan dengan penggemukan, usaha pembibitan kambing ini boleh dikatakan relatif lebih santai. Dalam penggemukan kambing, anda bekerja untuk mencapai target bobot maksimal agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Anda berinteraksi dengan banyak faktor antara lain: bibit unggul, pakan berkwalitas, air yang cukup, tenaga pengurus yang dingin, kandang yang ideal, timing pemberian pakan dan vitamin yang tepat, obat-obatan sesuai dosis dan analisis yang semuanya berujung pada penambahan bobot dan bobot lagi.

Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam usaha pembibitan kambing :

Lokasi Kandang
Lokasi usaha pembibitan Kambing dan domba harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
     Letak kandang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
•    mudah diakses terhadap transportasi;
•    tempat kering dan tidak tergenang saat hujan;
•    dekat sumber air;
•    cukup sinar matahari, kandang tunggal menghadap timur, kandang ganda membujur utara-selatan;
•    tidak mengganggu lingkungan hidup;
•    memenuhi persyaratan higiene dan sanitasi.

Sumber Air
Usaha pembibitan Kambing dan domba hendaknya memiliki sumber air yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
•    Air yang digunakan tersedia sepanjang tahun dalam jumlah yang mencukupi
•    Sumber air mudah dicapai atau mudah disediakan
•    Penggunaan sumber air tanah tidak mengganggu ketersediaan air bagi masyarakat.

Bangunan dan Peralatan
Untuk pembibitan Kambing dan domba sistem semi intensif dan intensif diperlukan bangunan, peralatan, persyaratan teknis dan letak kandang yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Bangunan:
•    kandang pejantan;
•    kandang induk;
•    kandang pembesaran;
•    kandang isolasi ternak yang sakit;
•    gudang pakan dan peralatan;
•    unit penampungan dan pengolahan limbah.

Peralatan:
•    tempat pakan dan tempat minum;
•    alat pemotong dan pengangkut rumput;
•    alat pembersih kandang dan pembuatan kompos;
•    peralatan kesehatan hewan;

Persyaratan teknis kandang:
•    konstruksi harus kuat;
•    terbuat dari bahan yang ekonomis dan mudah diperoleh;
•    sirkulasi udara dan sinar matahari cukup;
•    drainase dan saluran pembuangan limbah baik, serta mudah dibersihkan;
•    lantai rata, tidak licin, tidak kasar, mudah kering dan tahan injak;
•    luas kandang memenuhi persyaratan daya tampung;
•    kandang isolasi dibuat terpisah.

Pemilihan  Indukan Kambing
Persyaratan umum:
  1.  Kambing dan domba harus sehat dan bebas dari segala cacat
  2.  Fisik seperti cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal, serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya
  3. Semua Kambing dan domba betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal ambing serta tidak menunjukkan gejala kemandulan
  4. Kambing dan domba jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak menderita cacat pada alat kelaminnya.

Persyaratan khusus:
Persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk masing-masing rumpun ternak adalah sebagai berikut:

Kambing Peranakan Etawa
Kualitatif :
  •  warna bulu belang hitam, putih, merah,coklat dan kadang kadang putih
  •  tanduk kecil,
  •  muka cembung daun telinga panjang dan terkulai kebawah, bergelambir yang cukup besar
  •  daerah belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang
kualitatif :
  •  Bentina umur 8 -12 bulan
  •  tinggi badan minimal 55 cm, berat badan minimal 15 Kg
  •  jantan umur 12 -18 bulan
  •  tinggi badan minimal 65 cm, berat badan minimal 20 kg

Kambing Kacang
kualitatif :
•    Warna bulu bervariasi dari putih campur hitam, coklat atau hitam sama sekali
•    Tanduk mengarah ke belakang dan membengkok keluar
•    Hidung lurus, leher pendek, telinga pendek  berdiri tegak    ke depan,
•    kepala kecil dan ringan
kuantitatif :
•    Betina umur 8-12 bulan Tinggi badan minimal 46 cm Berat badan minimal 12 kg
•    Jantan umur 12-18 bulan Tinggi  badan minimal 50 cm Berat badan minimal 15 kg

Kambing Saaenen Lokal
kualitatif :
•    Warna belang belang hitam  putih, atau merah  atau cokelat putih
•    tidak bertanduk atau bertanduk kecil
•    kepala ringan, leher panjang dan halus, dahi lebar, telinga pendek mengarah ke samping
•    kuku lurus dan kuat
•    tubuh panjang, dada lebar dan dalam
•    ambing dan puting susu besar dan lunak
kuantitatif :
•    Betina umur 8-12 bulan Berat badan minimal 40 kg
•    Jantan umur 12-18 bulan  Berat badan minimal 40 kg

Domba Garut
kualitatif :
•    Warna hitam,  putih atau putih dan hitam
•    betina tidak bertanduk
•    jantan bertanduk melingkar besar dan berukuran besar, pangkal tanduk kanan dan kiri hampir bersatu
•    tubuh lebar, besar dan kekar, kaki kokoh, daun telinga sedang terletak di belakang tanduk
•    telinga rumpun seperti daun, hiris, bulu halus dan panjang
kuantitatif :
•    Betina umur 8-12 bulan Tingi badan minimal 62  cm Berat badan minimal 30 kg
•    Jantan umur 12-18 bulan  Tingi badan minimal 65  cm Berat badan minimal 60 kg

Domba Ekor gemuk
kualitatif :
•    Warna Bulu putih dan, kasar tidak bertanduk
•    ekor besar, lebar dan panjang
kuantitatif :
•    Betina umur 8-12 bulan Tingi badan minimal 52  cm Berat badan minimal 25 kg
•    Jantan umur 12-18 bulan  Tingi badan minimal 60  cm Berat badan minimal 60 kg

Domba Lokal
kualitatif :
•    Warna Bulu bermacam macam
•    betina tidak bertanduk, jantan bertanduk kecil tidak melingkar
•    bentuk badan kecil
kuantitatif :
•    Betina umur 8-12 bulan Tingi badan minimal 40  cm Berat badan minimal 10 kg
•    Jantan umur 12-18 bulan  Tingi badan minimal 45 cm Berat badan minimal 15 kg

Pakan Kambing

Setiap usaha pembibitan Kambing dan domba harus menyediakan pakan yang cukup bagi ternaknya, baik yang berasal dari pakan hijauan, pakan fermentasi maupun pakan konsentrat.

Pakan hijauan dapat berasal dari rumput, leguminosa, sisa hasil pertanian dan dedaunan yang mempunyai kadar serat yang relatif tinggi dan kadar energi rendah. Kualitas pakan hijauan tergantung umur pemotongan, palatabilitas dan ada tidaknya zat toksik (beracun) dan anti nutrisi.

Pakan fermentasi, berupa bahan pakan yang sudah melalui proses fermentasi, seperti halnya fermentasi jerami.

Pakan konsentrat yaitu pakan dengan kadar serat rendah dan kadar energi tinggi, tidak terkontaminasi mikroba, penyakit, stimulan pertumbuhan, hormon, bahan kimia, obat-obatan, mycotoxin melebihi tingkat yang dapat diterima oleh negara pengimpor.

Air minum disediakan tidak terbatas (ad libitum).

Obat hewan

Obat hewan yang digunakan meliputi sediaan biologik, farmasetik, premik dan obat alami.
Obat hewan yang dipergunakan seperti bahan kimia dan bahan biologik harus memiliki nomor pendaftaran. Untuk sediaan obat alami tidak dipersyaratkan memiliki nomor pendaftaran.
Penggunaan obat keras harus di bawah pengawasan dokter hewan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang obat hewan.

Tenaga Kerja

Tenaga yang dipekerjakan pada pembibitan ternak Kambing dan domba harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  1.  Sehat jasmani dan rohani
  2.  Tidak memiliki luka terbuka
  3.  Jumlah tenaga kerja sesuai kebutuhan, yaitu setiap 1 (satu) orang/hari kerja, untuk 5-10 (lima) satuan ternak (ST)
  4.  Telah mendapat pelatihan teknis pembibitan Kambing  dan  domba, kesehatan hewan dan keselamatan kerja

PROSES PRODUKSI BIBIT

Pemeliharaan
Dalam pembibitan Kambing dan domba, pemeliharaan ternak dapat dilakukan dengan sistem semi intensif dan sistem intensif.
  1.  Sistem semi intensif yaitu pembibitan Kambing dan domba yang menggabungkan antara sistem pastura dan sistem intensif. Pada sistem ini dapat dilakukan pembibitan Kambing dan domba dengan cara pemeliharaan di padang penggembalaan dan dikandangkan.
  2.  Sistem intensif yaitu pembibitan Kambing dan domba dengan pemeliharaan di kandang. Pada sistem ini kebutuhan pakan disediakan penuh.

Produksi
Berdasarkan tujuan produksinya, pembibitan Kambing dan domba dikelompokkan ke dalam pembibitan Kambing dan domba rumpun murni dan pembibitan Kambing dan domba persilangan.
  • Pembibitan Kambing dan domba rumpun murni, yaitu perkembangbiakan ternaknya dilakukan dengan cara mengawinkan Kambing dan domba yang sama rumpunnya.
  • Pembibitan Kambing dan domba persilangan, yaitu perkembangbiakan ternaknya dilakukan dengan cara perkawinan antar ternak dari satu spesies tetapi berlainan rumpun.

Seleksi Bibit

Seleksi bibit Kambing dan domba dilakukan berdasarkan penampilan (performance) anak dan individu calon bibit Kambing dan domba tersebut, dengan mempergunakan kriteria seleksi sebagai berikut:

Kambing dan Domba induk
•    induk harus dapat menghasilkan anak secara teratur 3 (tiga) kali dalam 2 tahun
•    frekuensi beranak kembar relatif tinggi
•    total produksi anak sapihan diatas rata-rata.

Calon pejantan
•    bobot sapih terkoreksi terhadap umur 90 (sembilan puluh) hari umur induk dan tipe kelahiran dan disapih
•    bobot badan umur 6, 9, dan 12 bulan diatas rata-rata
•    pertambahan bobot badan pra dan pasca sapih baik
•    libido dan kualitas spermanya baik
•    penampilan fenotipe sesuai dengan rumpunnya

Calon induk
•    bobot sapih terkoreksi terhadap umur 90 (sembilan puluh) hari tipe kelahiran dan disapih
•    bobot badan umur 6 dan 9 bulan di atas rata-rata
•    pertambahan berat badan pra dan pasca sapih baik
•    penampilan fenotipe sesuai dengan rumpunnya

Perkawinan
Dalam upaya memperoleh bibit yang berkualitas, perkawinan Kambing dan domba dilaksanakan sebagai berikut:
  1. Teknik kawin alam dengan rasio jantan dan betina 1:5-10.
  2. Teknik Inseminasi Buatan (IB) menggunakan semen beku atau semen cair dari pejantan yang sudah teruji kualitasnya dan dinyatakan bebas dari penyakit hewan menular yang dapat ditularkan melalui semen.
  3. Dalam pelaksanaan kawin alam maupun IB harus dilakukan pengaturan penggunaan pejantan atau semen beku/semen cair untuk menghindari terjadinya kawin sedarah (inbreeding).
Ternak Pengganti (Replacement Stock ) Pengadaan ternak pengganti (replacement stock), dilakukan sebagai berikut:
  • Calon bibit betina dipilih 25% terbaik untuk replacement, 25% untuk pengembangan populasi kawasan, 40% dijual ke luar kawasan sebagai bibit dan 10% dijual sebagai ternak afkir
  • Calon bibit jantan dipilih 10% terbaik pada umur sapih dan bersama calon bibit betina 25% terbaik untuk dimasukkan pada uji performan.



Afkir (Culling)
Pengeluaran ternak yang sudah dinyatakan tidak memenuhi persyaratan bibit (afkir/culling), dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
  1.  Untuk bibit rumpun murni, 50% Kambing dan domba bibit jantan peringkat terendah saat seleksi pertama (umur sapih terkoreksi) dikeluarkan dengan dikastrasi dan 40%nya dijual ke luar kawasan
  2.  Kambing dan domba betina yang tidak memenuhi persyaratan sebagai bibit (10%) dikeluarkan sebagai ternak afkir
  3.  Kambing dan domba induk yang tidak produktif segera dikeluarkan.

Pencatatan (Recording)
Setiap usaha pembibitan Kambing  dan  domba hendaknya melakukan pencatatan (recording), meliputi:
•    Rumpun;
•    Silsilah;
•    Perkawinan (tanggal, pejantan, IB/kawin alam)
•    Kelahiran (tanggal, bobot lahir)
•    Penyapihan (tanggal, bobot badan)
•    Beranak kembali (tanggal, paritas)
•    Pakan (jenis, konsumsi)
•    Vaksinasi, pengobatan (tanggal, perlakuan/treatment)
•    Mutasi (pemasukan dan pengeluaran ternak)
•    Score wool penutup tubuh (khusus untuk domba)

Persilangan

Persilangan yaitu salah satu cara perkawinan, perkembangbiakan ternaknya dilakukan dengan cara perkawinan antara hewan-hewan dari satu spesies yang berlainan rumpun. Untuk mencegah penurunan produktivitas akibat persilangan, harus dilakukan menurut ketetuan sebagai berikut:
  1.  Kambing dan domba yang akan disilangkan harus berukuran di atas standar atau setelah beranak pertama
  2.  Komposisi darah Kambing dan domba persilangan sebaiknya dijaga komposisi darah Kambing dan domba temperatenya tidak lebih dari 50%
  3.  Prinsip-prinsip seleksi dan culling sama dengan pada rumpun murni

Sertifikasi
Sertifikasi dilakukan oleh lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi. Dalam hal belum ada lembaga sertifikasi yang terakreditasi, sertifikasi dapat dilakukan oleh lembaga yang ditunjuk oleh   pejabat yang berwenang. Sertifikasi bertujuan untuk meningkatkan nilai ternak.

Sertifikat bibit Kambing dan domba terdiri dari:
Sertifikat pejantan dan betina unggul untuk Kambing dan domba hasil uji performan
Sertifikat induk elite untuk Kambing dan domba induk yang telah terseleksi dan memenuhi standar.

Kesehatan Hewan
Untuk memperoleh hasil yang baik dalam pembibitan Kambing dan domba harus memperhatikan persyaratan kesehatan hewan yang meliputi:

Situasi penyakit
Pembibitan Kambing dan domba harus terletak di daerah yang tidak terdapat gejala klinis atau bukti lain tentang penyakit radang limpa (Ánthrax), kluron menular (Brucellosis) dan kudis (scabies).

Pencegahan/Vaksinasi
  1.  pembibitan Kambing dan domba harus melakukan vaksinasi dan pengujian/tes laboratorium terhadap penyakit hewan menular tertentu yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang
  2.  mencatat setiap pelaksanaan vaksinasi dan jenis vaksin yang dipakai dalam kartu kesehatan ternak
  3.  melaporkan kepada Kepala Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan setempat terhadap kemungkinan timbulnya kasus penyakit, terutama yang diduga/dianggap sebagai penyakit hewan menular
  4.  penggunaan obat hewan harus sesuai dengan ketentuan dan diperhitungkan secara ekonomis
  5.  pemotongan kuku dilakukan minimal 3 (tiga) bulan sekali

Dalam rangka  pengamanan kesehatan setiap pembibitan Kambing dan    domba harus memperhatikan hal-hal tindak biosecurity sebagai berikut:
  1. Lokasi usaha tidak mudah dimasuki binatang liar serta bebas dari hewan piaraan lainnya yang dapat menularkan penyakit
  2.  Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan dengan menyemprotkan insektisida pembasmi serangga, lalat dan hama lainnya
  3.  Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari satu kelompok ternak ke kelompok ternak lainnya, pekerja yang melayani ternak yang sakit tidak diperkenankan melayani ternak yang sehat
  4.  Menjaga agar tidak setiap orang dapat bebas keluar masuk kandang ternak yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit
  5.  Membakar atau mengubur bangkai kambing yang mati karena penyakit menular
  6.  Menyediakan fasilitas desinfeksi untuk staf/karyawan dan kendaraan tamu dipintu masuk 
  7.  Segera mengeluarkan ternak yang mati dari kandang untuk dikubur atau dimusnahkan oleh petugas yang berwenang
  8.  Mengeluarkan ternak yang sakit dari kandang untuk segera diobati atau dipotong oleh petugas yang berwenang.

PELESTARIAN LINGKUNGAN
Setiap usaha pembibitan Kambing dan domba hendaknya selalu memperhatikan aspek pelestarian lingkungan, antara lain dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Melakukan upaya pencegahan pencemaran lingkungan, sebagai berikut:
  1.  mencegah terjadinya erosi dan membantu pelaksanaan penghijauan di areal peternakan
  2.  mencegah terjadinya polusi dan gangguan lain seperti bau busuk, serangga, pencemaran air sungai dan lain-lain
  3.  membuat dan mengoperasionalkan unit pengolah limbah peternakan (padat, cair, gas) sesuai kapasitas produksi limbah yang dihasilkan. Pada peternakan rakyat dapat dilakukan secara kolektif oleh kelompok.

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Monitoring dan Evaluasi
Untuk mempertahankan kualitas bibit Kambing dan domba yang dihasilkan, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi sebagai berikut:
  1.  Monitoring dan evaluasi kualitas bibit dilakukan secara berkala dengan sampling acak minimal sekali setahun.
  2.  Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan pengumpulan data performan tubuh, performan produksi, performan reproduksi dan kesehatan bibit Kambing dan domba.
  3.  Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh pejabat fungsional pengawas bibit ternak di dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan

Analisa Sederhana Usaha Pembibitan Kambing Skala Kecil

1.    Pengeluaran:                
                        
    a    Bibit                
          Pejantan                                         1 ekor     Rp        1,400,000      Rp 1,400,000     
          Betina                                            6 ekor     Rp        1,000,000      Rp 6,000,000     
                                                                                                                  Rp    7,400,000 
                        
    b    Makanan tambahan                                                                        Rp    1,400,000 
                        
    c    Obat-obatan                                                                                    Rp       700,000 
    d    Jumlah:                                                                                           Rp    9,500,000 
                        
2.    Pemasukan :                
    a    Perkembangan Anak            
        Pengembangan dari anak kambing bila tiap induk menghasilkan 2 ekor/ tahun
        Harga 1 ekor anak kambing @ Rp 700.000,-        
                                                                        12 X      Rp   700,000      Rp    8,400,000 
                        
    b    Perkembangan nilai Bibit / induk dalam 1 tahun        
          Pejantan                                      1 ekor     Rp        1,800,000      Rp 1,800,000     
          Betina                                         6 ekor     Rp        1,200,000      Rp 7,200,000     
                                                                                                                Rp    9,000,000 
                        
    c    Kotoran kambing tiap seminggu 1 karung harga Rp. 7.000,-    
                                                              52 minggu X Rp. 7.500,-         Rp       390,000 
    d    Jumlah                                                                                         Rp  17,790,000 
                               
3.    Penghasilan 1 tahun    (Jumlah II-I)                                               Rp    8,290,000 

Dengan kesabaran, katlatenan, inovasi dan penuh semangat saya yakin semua orang bisa menjadi jutawan dari usaha pembibitan kambing. Dengan usaha pembibitan kambing ini, sebenarnya banyak penggangguran terpelajar atau calon pensiunan yang tidak perlu khawatir untuk menentukan bisnis apa yang harus dikerjakan.

Selamat memulai bisnis kecil, namun kalau diseriusi hasilnya bisa buat nyicil mobil :)