Kalau ditekuni, Beternak Kelinci sangat Menjanjikan
Sebuah hobi jika ditekuni secara sungguh-sungguh bisa mendatangkan manfaat yang berganda. Selain kegemaran dapat tersalurkan, keuntungan pun bisa diraih. Seperti yang dilakukan Rudy Hustamin. Pria satu ini sukses mengembangkan hobi memelihara kelinci menjadi sebuah bisnis yang memberikan keuntungan menjanjikan.
Rudy yang sehari-harinya tetap bekerja kantoran, menjalankan peternakan kelincinya menjadi usaha yang serius. Di atas lahan seluas 3.000 meter persegi di Kampung Cibadak, Kecamatan Parongpong, Desa Cigugur, Kabupaten Bandung Selatan, Jawa Barat, Rudy sengaja menernakkan puluhan kelinci dari berbagai jenis.
Namun, hewan hasil tangkarannya ini bukan untuk dikonsumsi tapi khusus untuk hewan peliharaan. Oleh karena itu, kelinci yang dipelihara Rudy adalah jenis-jenis unggul dengan ciri khas masing-masing yang sangat unik.
Kelinci-kelinci di peternakan ini ada yang berasal dari Indonesia maupun hasil persilangan dengan negara lain seperti Australia, Belanda, Amerika Serikat dan Inggris. “Kelinci itu jenisnya banyak. Ada Rex dari Amerika atau Dutch dan Nederlands dari Belanda. Kelinci-kelinci ukurannya lebih kecil tapi pasarannya lebih bagus,” kata Rudy.
Bisnis peternakan kelinci ini mulai dirintis secara serius oleh Rudy sejak delapan tahun silam. Usaha ini didukung seluruh keluarganya yang juga sama-sama memiliki kegemaran memelihara hewan jinak berbulu tebal ini.
Dengan modal awal sebesar Rp 10 juta, Rudy mulai mencari lahan untuk mendirikan kandang, bahan makanannya dan mencari karyawan yang berasal dari masyarakat di sekitar lokasi peternakan. Setelah lama berjalan akhirnya peternakan yang dirintis Rudy sudah banyak mendatangkan penghasilan.
Selain kelinci hasil persilangan, di tempat ini juga terdapat kelinci dari jenis lainnya seperti Anggora, Australia, Himalaya, Lion dan Love. Harga setiap kelincinya berkisar antara Rp 10 ribu hingga Rp 150 ribu.
Menurut Ami dan Trisna, dua orang konsumen peternakan Rudy, kelinci yang ada di tempat ini lucu-lucu, menggemaskan dan harganya lumayan terjangkau. Selain itu, dibanding binatang peliharaan lainnya seperti kucing, perawatan kelinci lebih mudah. “Yang paling lucu kelinci jenis Dutch,” kata Ami.
Konsumen yang datang ke breeding farm miliknya memang ada yang pelanggan perorangan tapi banyak juga pelanggan rutin yang berasal dari toko hewan di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi maupun beberapa kota besar lainnya di Nusantara.
“Kalau untuk pasokan ke beberapa daerah di Indonesia paling hanya untuk Balikpapan, Samarinda, Medan, dan Jambi. Maklum, namanya juga hobi jadi omzet kita juga enggak terlalu besar. Sekarang omset satu bulan rata-rata sekitar Rp 50 juta sampai Rp 60 juta. Satu minggu kita targetkan bisa menjual 300 ekor,” kata Rudy.
Menurut Rudy, sejauh ini kelinci yang dipasarkan rata-rata usianya tiga bulan ke atas. Pasalnya, bila usianya lebih muda dari tiga bulan kelinci-kelinci tersebut masih belum kuat dengan perubahan udara maupun menerima beragam jenis makanan. Menyadari bahwa kelincinya juga memerlukan makanan dengan kandungan protein yang lengkap, Rudi berinisiatif untuk memproduksi sendiri makanan untuk binatang peliharaannya.
Dijelaskan Rudy, sewaktu kelincinya sedikit masih bisa diberi rumput ditambah sisa sayuran. Tapi, sesudah banyak dan jumlahnya melebihi 400 ekor ke atas, makanan jadi lebih sulit. “Makanya kita coba membikin makanan kering dalam bentuk pelet. Susunan proteinnya disesuaikan dengan kebutuhan kelinci itu sendiri,” kata Rudy.
Bisnis peternakan kelinci yang dilakoni Rudy memang sudah menampakkan kemajuan dan memberikan penghasilan yang menjanjikan. Ke depan, meski Rudy tidak menetapkan target yang tinggi namun dia yakin usahanya ini dapat lebih meningkat. Yang lebih penting lagi usaha ini bisa membuka lapangan pekerjaan yang lebih banyak bagi orang yang membutuhkan.(IAN/Tim Usaha Anda)
PETERNAKAN KELINCI RUDY HUSTAMIN
Kampung Cibadak, Kecamatan parongpong,
Desa Cigugur, Kabupaten Bandung Selatan,
Jawa Barat