Penyebab Impotensi dan Cara Mencegahnya

Penyebab Impotensi dan Cara Mencegahnya


Imp0tensi
adalah sebuah gangguan ketika seorang pria tidak mampu mencapai atau mempertahankan ereksi untuk menjalani aktivitas seksual. Masalah ini juga banyak dikenal sebagai disfungsi ereksi. Saat seseorang mengalami impotensi, ia bisa merasa stres dan kurang percaya diri. Selain itu, impotensi juga bisa menyebabkan hubungan seeseorang dengan pasangannya terganggu. Oleh sebab itu, mengetahui penyebab impotensi dapat membantumu untuk menjaga hubunganmu dengan pasangan yang kamu kasihi.

Ada berbagai f4ktor penyebab impotensi yang terjadi pada seseorang. Impotensi bisa terjadi karena adanya gangguan dalam aliran darah di penis ataupun karena penyakit dan obat-obatan. Akan tetapi, gaya hidup yang tid4k sehat dan juga faktor psikologis juga bisa menjadi penyebab impotensi yang menimpa seseorang.

Berikut ini adalah beberap4 faktor penyebab impotensi beserta cara mencegahnya:

1. Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah salah satu penyebab impotensi yang utama dan sangat sering terjadi. Mengutip dari situs Healthline, ereksi adalah salah satu bentuk respon emosional dari ketertarikan atau gairah seksual seseorang. Supaya seorang pria bisa ereksi, ia butuh untuk tertarik secara seksual terlebih dahulu. Gangguan psikologis, mental, pikiran, dan emosional bisa menyebabkan seseorang tidak memiliki gairah untuk berhubungan seksual yang membuatnya tidak bisa ereksi.

Ada berbagai permasalahan emosional yang bisa menjadi faktor penyebab impotensi. Depresi dan kecemasan sering dikaitkan sebagai faktor penyebab impotensi pada seseorang. Selain itu, seseorang yang pernah kesulitan untuk ereksi dapat menyebabkan kecemasan pada seseorang. Rasa cemas ini juga bisa menyebabkan disfungsi ereksi pada seseorang.

2. Gangguan Saraf

Gangguan saraf adalah faktor penyebab imp0tensi lainnya. Gangguan saraf atau neurologis yang diderita seseorang bisa mengganggu kemampuan otak mengirimkan sinyal ke alat reproduksi pria yang menyebabkannya kesulitan untuk berereksi.

Ada berbagai gangguan neurologis yang bisa meningkatkan risiko seseorang menderita disfungsi ereksi atau impotensi. Gangguan-gangguan tersebut adalah Penyakit Alzheimer, Penyakit Parkinson, Tumor otak atau tulang belakang, Multiple sclerosis (MS), Stroke, serta Epilepsi lobus temporal.

3. Penyakit Jantung dan K0lesterol Tinggi

Penyebab impotensi yang berikutnya ialah penyakit jantung dan kolesterol tinggi. Gangguan pada jantung dan sistem alirang darah seseorang bisa menyebabkan seorang pria mengalami disfungsi ereksi. Pasalnya, aliran darah adalah salah satu faktor penting yang dibutuhkan agar seseorang dapat berereksi.

Supaya penis pria bisa berereksi, ia membutuhkan aliran darah yang cukup. Kalau aliran darah terganggu, maka ia akan mengalami kesulitan untuk bereksi. Selain masalah pada kesehatan jantung, berbagai masalah lain seperti hipertensi dan Aterosklerosis juga disebut-sebut dapat meningkatkan risiko seseorang terkena disfungsi ereksi.

Baca Juga:

4. Kelainan Pembuluh d4rah

Penyebab impotensi yang berikutnya ialah kelainan pembuluh darah. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, aliran darah yang baik diperlukan untuk membantu penis bereraksi. Hal ini disebabkan karena ereksi terjadi ketika darah terkumpul di batang penis.

Gangguan pembuluh darah yang dialami pada seseorang bisa menyebabkan aliran darah menuju penis terganggu. Hasilnya, ia akan mengalami kesulitan untuk berereksi dan akhirnya menderita disfungsi ereksi.

5. Penyakit End0krin

Mengutip dari situs Healthline, penyakit endokrin yang diderita seseorang bisa menjadi salah satu faktor penyebab impotensi yang menyerang seseorang. Pasalnya, sistem endokrin yang terdapat dalam tubuh manusia bertugas untuk memproduksi hormon yang mengatur metabolisme tubuh, fungsi seksual, reproduksi, suasana hati, dan lainnya.

Salah satu penyakit endokrin yang menyerang banyak orang adalah diabetes. Penyakit ini bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan ereksi. Pasalnya, diabetes bisa menyebabkan rusaknya saraf yang bisa mempengaruhi sensasi atau perasaan di penis. Selain itu, diabetes juga bisa menyebabkan komplikasi berupa gangguan pada kelancaran aliran darah dan jumlah hormon yang mana keduanya adalah faktor yang bisa menjadi penyebab impotensi.

6. Efek Samping Obat-Obat4n

Mengkonsumsi obat-obatan bisa menjadi salah satu faktor penyebab impotensi yang menyerang seseorang. Ada berbagai macam obat yang bisa menyebabkan gangguan pada tekanan darah atau aliran darah seseorang. Hal ini bisa menyebabkan orang yang mengkonsumsi obat-obatan tersebut terkena gangguan disfungsi ereksi atau impotensi. Contoh obat-obatan yang bisa menyebabkan impotensi pada seseorang ialah obat-obatan kemoterapi, betablocker, diuretik, dan obat-obatan lainnya.

7. Olahraga Berlebih4n

Berolahraga secara rutin dan teratur setiap harinya adalah hal yang baik bagi kesehatan tubuh. Malah, kamu harus berolahraga setiap harinya untuk menjaga supaya tubuhmu tetap sehat dan mencegah berbagai penyakit ataupun masalah kesehatan lainnya yang berbahaya bagi tubuh.

Akan tetapi, semua hal yang berlebihan tidaklah baik bagi tubuh, termasuk olahraga. Pasalnya, olahraga yang berlebihan bisa membuat tubuhmu terlalu lelah dan meningkatkan risiko cedera. Selain itu, olaraga berlebihan juga bisa membuat kadar testosteron dalam tubuhmu menurun. Masalah ini bisa menjadi penyebab impotensi yang dialami seseorang.

8. Posisi Tidur

Penyebab impotensi yang selanjutnya ialah posisi tidur. Posisi tidur yang salah dan tidak nyaman bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan ereksi atau impotensi. Supaya penismu bisa berereksi dengan baik, maka kamu butuh tubuh yang sehat dan segar. Posisi tidur yang salah bisa menyebabkan tubuhmu kekurangan istirahat dan merasa lelah sehingga kamu mengalami kesulitan untuk berereksi.

9. Merokok

Merokok bisa menjadi salah satu penyebab impotensi yang menimpa seseorang. Salah satu zat yang terkandung di dalam rokokk ialah nikotin. Mengkonsumsi rokok dalam jumlah besar dalam jangka waktu yang panjang bsa menyebabkan nikotin yang dihisap seseorang ketika merokok menumpuk di dalam badan. Nikotin yang menumpuk itu bisa menghambat aliran darah di dalam tubuh yang menyebabkan berbagai penyakit dan gangguan kesehatan di antaranya ialah impotensi.


Cara Menceg4h Impotensi

Setelah memahami faktor-faktor penyebab impotensi, saatnya kita membahas tentang cara mencegah impotensi. Mengetahui cara mencegah impotensi dapat membantu kita menghindar dari masalah kesehatan yang bisa mengganggu kepercayaan dirimu dan juga hubunganmu dengan pasangan terkasihmu.

Banyak faktor penyebab impotensi yang sebenarnya berasal dari gaya hidup yang kurang sehat. Untuk itu, merubah gaya hidupmu dan menerapkan pola hidup yang lebih sehat bisa membantumu untuk terhindar dari masalah disfungsi ereksi tersebut.

Cobalah beristirahat dengan cukup. Waktu istirahat yang cukup bisa membantu untuk menjaga supaya tubuhmu tetap segar dan sehat serta membuatmu terhindar dari impotensi. Selain itu, beristirahat juga bisa mmbantumu untuk menjaga sisi emosional dan pikiranmu supaya tetap segar dan ceria. Ini adalah hal yang penting karena seperti yang kita ketahui, faktor psikologis adalah salah satu penyebab impotensi yang paling banyak terjadi.

Selain itu, cobalah berolahraga secara rutin dan teratur serta menjaga pola makan yang sehat. Berolahraga dengan rutin dan tidak berlebihan dapat membantumu untuk menjaga kesehatan tubuhmu dan dapat membantumu terhindar dari disfungsi ereksi yang menghantui. Di samping itu, menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang juga bisa membantumu untuk mencegah terkena berbagai penyakit seperti penyakit diabetes dan jantung yang bisa menjadi penyebab impotensi pada seseorang.

Sumber : Liputan6

Cara Penanganan Saraf Kejepit Tanpa Operasi dengan Laser PLDD

Cara Penanganan Saraf Kejepit Tanpa Operasi dengan Laser PLDD


Terapi laser PLDD atau Percutaneous Laser Disc Decompression adalah teknik pengobatan non pembedahan untuk mengatasi saraf kejepit. Selain endoskopi PELD dan PSLD, PLDD menjadi salah satu pilihan terbaik bagi Anda yang tidak ingin menjalani operasi besar (konvensional). Tindakan ini juga lebih aman karena tidak merobek banyak jaringan untuk mengempiskan bantalan tulang yang menjepit saraf, sehingga meminimalisir terjadinya perdarahan.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang laser PLDD, ketahui dulu yuk tentang saraf kejepit dan apa penyebabnya!


Mengenal Apa Itu Saraf Kejepit?

Menurut dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS, pakar nyeri dan tulang belakang di Lamina Pain and Spine Center, saraf kejepit atau herniated nucleus pulposus (HNP) adalah suatu kondisi yang terjadi akibat adanya bantalan tulang atau sendi yang keluar dan menonjol sehingga menekan jaringan saraf di sekitarnya.

Diskus intervertebral merupakan struktur bantalan yang lembut dan fleksibel pada tulang belakang yang berperan penting bagi tubuh kita yaitu untuk pergerakan atau mobilitas. Seiring waktu, dengan bertambahnya usia, bantalan ini bisa keluar, rusak, menebal atau mengalami gangguan lainnya. Sehingga bisa terdorong keluar dan mengakibatkan saraf menjadi terjepit.  

Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan saraf kejepit yaitu cedera akibat olahraga, postur tubuh yang salah, rheumatoid arthritis, ataupun kelebihan berat badan. Gejalanya pun bervariasi dan berbeda pada setiap orang, seperti adanya rasa nyeri hebat pada leher dan punggung bawah, mati rasa/ kebas, kesemutan, kelemahan hingga kekakuan otot.

Pilihan Pengobatan

Agar saraf kejepit yang Anda alami tidak bertambah parah, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter spesialis bedah saraf. Memang, beberapa orang dapat sembuh dari rasa nyeri dan gejala lainnya dengan melakukan terapi konservatif dan non bedah. Biasanya, terapi ini meliputi olahraga ringan, terapi fisik, terapi dengan kompres hangat atau dingin, peregangan, pijatan lembut, dan terapi lainnya. Namun, jika dalam hitungan minggu atau bulan, nyeri tak juga hilang dan membaik, Anda bisa mencoba melakukan pengobatan lainnya yang lebih efektif, seperti laser PLDD.

Baca Juga :

Laser PLDD Efektif Atasi Saraf Kejepit

Laser PLDD merupakan suatu tindakan medis yang bersifat minimal invasif yang menggunakan teknologi laser pada bantalan tulang. Teknologi ini merupakan teknologi fiber optic laser dengan cara menyuntikkan jarum ke dalam bantalan sendi tulang belakang. Tujuannya untuk mengalirkan energi laser sebesar 1200 Joule untuk mengempiskan atau mengecilkan bantalan tulang yang menekan saraf. Sehingga mengurangi nyeri akibat inflamasi atau peradangan yang ada di bantalan tulang atau sendi yang menekan saraf.

PLDD bermanfaat untuk mengatasi nyeri tulang belakang yang disebabkan oleh discogenic pain.

Dengan teknik pengobatan ini, pasien bisa lebih nyaman karena hanya menggunakan bius lokal dan dokter tidak melakukan sayatan sama sekali. Proses tindakannya hanya sekitar 10-15 menit dan anda tidak perlu menjalani rawat inap. Dr. Mahdian juga mengungkapkan jika tingkat keberhasilan tindakan mencapai 87%. Sekitar 50-80% pasien merasakan keluhan yang dirasakan membaik dalam waktu beberapa hari setelah tindakan.

Pasca tindakan, Anda sebaiknya beristirahat secukupnya, tidak melakukan aktivitas berlebihan yang membebani tulang belakang, dan konsumsi makanan bergizi seimbang. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan agar Anda bisa beraktivitas kembali tanpa rasa nyeri.

Kondisi yang Dapat Memperburuk Hasil PLDD

Berbagai kondisi berikut ini dapat memengaruhi hasil tindakan laser PLDD, antara lain:


  • Terjadi infeksi lokal pada lokasi yang ditargetkan
  • Kondisi saraf kejepit akut, biasanya pasien merasakan nyeri hebat dan semakin parah setiap akan bergerak

Apabila kondisi pasien dengan saraf kejepit sudah mengalami nyeri kronis hingga kesulitan dalam buang air kecil dan buang air besar, bisa menjadi tanda terkena stenosis tulang belakang. Sehingga pengobatannya harus dengan tindakan yang lebih agresif seperti endoskopi tulang belakang.

Untuk informasi lebih lanjut tentang saraf kejepit dan laser PLDD, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah saraf di klinik Lamina Pain and Spine Center. Lamina menggunakan metode mutakhir untuk mengatasi semua masalah nyeri seperti saraf kejepit dan gangguan lainnya pada tulang belakang.

 Sumber :




Obat Awet Muda Termurah di Dunia

Obat Awet Muda Termurah di Dunia

Tetap sehat dan awet muda adalah keinginan hampir semua orang. Tapi tahukah Anda obat awet muda paling murah yang juga bisa menyehatkan tubuh Anda?

Sekarang coba kita ingat lagi, kapan terakhir Anda tertawa? Mungkin karena terbenam dalam kesibukan dan masalah hidup, Anda sampai sulit mengingatnya. Menurut suatu studi, ketika seseorang berusia 40 tahun, ia hanya bisa tertawa empat kali sehari (bahkan mungkin kurang!). Sementara anak kecil berusia 4 tahun bisa tertawa rata-rata sebanyak 300 kali sehari! 

Tak heran jika kita semakin rentan terkena stres, sering uring-uringan, be te, dan mengeluh berbagai penyakit psikosomatis seperti migren dan nyeri lambung. Hidup menjadi muram, tidak happy. Disadari atau tidak, semua gejala ini sebenarnya salah satu akibat dari hal yang seolah sepele: kurang tertawa. 

Padahal, tertawa itu ...

Identik dengan olahraga
Tahukah Anda, tertawa selama 15 menit akan membakar 50 kalori dalam tubuh? Demikian hasil penelitian dari Maciej Buchowski, peneliti dari Vanderbilt University, dilansir dari webmd.com.  Penelitian serupa dari Dr. William Fry dari Universitas Stanford, menunjukkan satu menit tertawa sebanding dengan 10 menit latihan mendayung. Dengan kata lain, tertawa merangsang jantung dan sirkulasi darah dan sama dengan latihan aerobik. 
Simak juga beberapa fakta menarik berikut ini:
1. Tertawa selama 1 menit efeknya sama dengan mengayuh sepeda selama 10 menit. 
2. Tertawa 100 kali efeknya setara dengan melakukan jogging selama 10 menit. 
3. Tertawa terbahak-bahak selama 20 detik setara dengan melakukan jogging selama 3 menit. Ketika tertawa terbahak-bahak, kita akan memasukkan oksigen, meningkatkan pernapasan serta sirkulasi darah di dalam tubuh. Ini artinya dengan tertawa dapat menyehatkan jantung sekaligus menjaga tekanan darah agar tidak melonjak. 

‘Morfin’ alami & obat stres paling manjur
Jika kita stres, tidak perlu harus ke psikolog atau minum obat antidepresan. Cukup dengan tertawa 5-10 menit dengan periode lima kali sehari juga disinyalir mampu untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menekan hormon stres seperti epinephrine, kortisol, dan dopamine. Sebaliknya, otak akan mengeluarkan hormon endorphin, serotonin (yang merupakan ‘morfin’ alami tubuh) serta melatonin yang akan membuat kita merasa lebih tenang.

Hasil suatu penelitian di India menunjukkan bahwa peserta terapi tawa merasa lebih mampu menghadapi stres (69,5%) dibandingkan mereka yang tidak mengikuti terapi. Selain itu, tertawa dapat memperbaiki mood dalam sekejap. Bahkan, konon, tertawa dapat memberi stimulasi setara dengan makan cokelat 2000 bars.

‘Obat’ awet muda
Coba saja bandingkan wajah teman Anda yang senang tertawa dan yang sering cemberut, mana yang tampak lebih awet muda? Ketika seseorang tertawa, otot-otot tubuh, terutama wajah, akan ikut tertarik. Sehingga semakin sering tertawa, otot akan lebih lentur. Menurut Prof. Dr. Lucille, pakar masalah penuaan dari Connecticut, Amerika Serikat, tertawa bisa membantu para lanjut usia untuk tetap awet muda.
Beras Hitam Kaya Manfaat

Beras Hitam Kaya Manfaat

Sering kita jumpai beras berwarna hitam di pasar atau supermarket. Warnanya memang tidak indah namun kayak manfaat. Warna hitamnya berasal dari lapisan bekatul  (sering juga disebut sebagai aleuron) dan bagian bulir berasnya (rice kernel) mengandung pigmen antosianin yang berwarna unggu, dengan intensitas tinggi maka warna beras menjadi ungu pekat mendekati hitam. Beras hitam bisa menjadi sumber antosianin yang bisa berfungsi sebagai antioksidan. 

Zhimin Xu, Pengajar Ilmu Pangan di University of Agricultural Center di Baton Rouge, Louisiana, Amerika Serikat melaporkan bahwa selain antioksidannya tinggi, beras hitam juga lebih banyak mengandung serat dan vitamin E tetapi lebih sedikit mengandung gula. 
   
Berdasarkan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) yang dikeluarkan oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) beras hitam kaliumnya lebih tinggi sebanyak 105 mg dibandingkan dengan beras merah yang hanya 85 mg (pada 100 g bahan makanan). Selain itu, hasil analisis Laboratorium Pangan dan Gizi Pusat Antar Universitas (PAU) Universitas Gadjah Mada menunjukkan kadar protein beras hitam 7,88 %, lebih tinggi ketimbang beras putih yang memiliki kadar protein sebesar 6,8 %. Namun, kandungan karbohidratnya hanya 74,81%, sedikit lebih kecil dibandingkan beras putih yang 78,9%.   

Berbeda dengan beras cokelat, beras hitam lebih terasa pulen dan wangi. Memang, beras hitam memerlukan air lebih banyak ketimbang beras putih dan memasak lebih lama. Usahakan untuk merendam, kemudian merebus terlebih dahulu sebelum dikukus. Untuk membuatnya lebih lembut juga harus dicampur dengan sedikit beras putih.