Budidaya Lele Bisa Jadi Pilihan

Budidaya Lele Bisa Jadi Pilihan

lele0812Budidaya sektor perikanan air tawar cukup menarik untuk dijadikan usaha sehingga bisa memberikan kontribusi bagi pendapatan Anda. Salah satu yang bisa dijadikan pilihan adalah lele. Ikan air tawar ini banyak diminati konsumen karena rasa dagingnya yang enak.

Mario, salah satu pengusaha Lele di Bogor menyatakan, ada sejumlah hal yang harus dipertimbangkan dalam membudidayakan lele. Langkah pertama yang harus diingat adalah persoalan pembenihan.

Mario mengungkapkan, sebelum memulai usaha ini pastikan benih yang diproduksi ada pembelinya. Selanjutnya, Anda harus mencari indukan lele dari jenis yang unggul baik dalam hal kualitas maupun kantitas. Langkah ini penting untuk memperoleh hasil yang maksimal.

"Indukan jantan harus lebih tua usianya minimal 1 minggu dari induk betina," tutur Mario.

Agar budidaya lele Anda berhasil, Mario mengungkapkan, diperlukan penguasaan tehnik pemijahan yang baik dan benar. "Kuasai tehnik perawatan indukan agar induk selalu siap memijah sesuai dengan kebiasaan di alamnya," kata dia.

Untuk benih, Mario menuturkan, Anda bisa memperoleh cacing sutera sebagai pakan awal benih. Apabila mengalami kesulitan memperoleh cacing sutera dapat disiasati dengan menggunakan Fengli-0- yg diseduh dengan air hangat kemudian dibentuk bulat-bulat sebesar kelereng.

Langkah berikutnya adalah pembesaran lele. Usaha pembesaran lele sebaiknya dimulai dari lele ukuran 9-12 centimeter (cm) karena akan lebih cepat dipanen.

Ciri-ciri lele ukuran 9-12 cm yang cepat besar memiliki kepala dan perut yang besar sehingga terlihat buntet. Sedangkan ciri-ciri lele yang lambat pertumbuhannya akan terlihat ramping.

Disarankan usaha pembesaran memiliki indukan sendiri minimal 1 set (8 jantan + 8 betina) agar dapat diketahui benih yg berkualitas. "Dengan kriteria ini kata Mario, lele dapat dipanen dalam waktu 100-120 hari," kata Mario.

Untuk benih, beri pakan yang harganya murah, namun baik kualitasnya. Pakan tambahan seperti tumbuhan Azolla sangat diperlukan karena dapat membantu pertumbuhan benih, mengurangi biaya pakan dan meningkatkan keuntungan. (Dim)
Bediding Datang! Hati-Hati dengan Lele Anda.

Bediding Datang! Hati-Hati dengan Lele Anda.

Anda mungkin mengerti bahwa lele memerlukan suhu air kolam yang realtif hangat untuk dapat tumbuh dengan sehat. Kami ingin menginformasikan kepada anda bahwa pada bulan-bulan Juni, Juli, dan Agustus, akan datang masa ‘bediding’ (bahasa Jawa) dimana pada malam hari suhu malam hari akan relatif lebih dingin dibandingkan bulan-bulan lain.
Hal ini merupakan masalah bagi para peternak lele seperti saya dan anda. Perubahan suhu kolam lele yang drastis antara siang dan malam hari akan menyebabkan penyakit whitespot yang dapat mengakibatkan kematian pada lele anda. Lele akan banyak terserang penyakit ketika suhu kolam anda kurang dari 25 derajat celcius.
Jadi, jika anda belum memiliki pengatur suhu kolam yang baik, kini waktunya bagi anda untuk mulai berinvestasi pada pengatur suhu kolam agar lele anda selamat pada musim-musim ini.
Selamat beternak lele!
Penyebab Kegagalan Budidaya Lele Phyton & Sangkuriang

Penyebab Kegagalan Budidaya Lele Phyton & Sangkuriang

Setiap usaha atau bisnis yang kita jalani, takkan pernah luput dari yang namanya kegagalan. Hal ini biasanya merupakan tanda atau ‘nasihat’ bahwa kita masih harus banyak belajar. Saya sendiri sebagai pemilik BeliLele.com gagal panen sebanyak empat kali sebelum akhirnya bisa panen lele pertama.

Artikel ini akan menjelaskan apa saja penyebab kegagalan budidaya lele

phyton
(paiton) & sangkuriang. Budidaya lele sebenarnya mudah, namun kurangnya pengalaman dapat menjadi penyebab kegagalan dalam melakukan budidaya lele ini.

Faktor Kegagalan Budidaya Lele #1 – Kualitas Air Kolam yang Tidak Tepat

Bagi ikan lele, air layaknya udara dan rumah bagi lele. Jika kualitas air kolam untuk beternak lele kotor, maka akan tinggi kemungkinan lele untuk terjangkit penyakit, tidak dapat beradaptasi, stres, kekurangan nutrisi, sehingga akhirnya mati.

Kualitas air kolam yang ideal untuk budidaya lele adalah kolam berwarna hijau muda (karena plankton dan algae) atau coklat muda (dicampur lumpur sawah). Bukan air jernih karena air jernih cenderung tanpa nutrisi dan pakan alami lele (plankton). Namun juga bukan hijau tua pekat atau coklat pekat karena warna itu mencerminkan kondisi kolam yang minim oksigen dan penuh kotoran lele atau sisa pakan.

Kualitas air kolam lele yang tepat haruslah tepat suhu, derajat keasaman, kadar oksigen, dan kebersihannya, khususnya untuk benih lele.

Untuk suhu air yang ideal (tidak terlalu panas), sebaiknya di atas kolam dipasang jaring sebagai penghalau sinar matahari langsung atau agar kolam terasa teduh. Buat kolam lebih dalam (1 meter) dengan ketinggian air yang lebih dalam juga (60-70 cm) sehingga lele dapat ‘bersembunyi’ di dasar kolam.

Derajat keasaman yang ideal untuk kolam ikan lele adalah pH 6.5 – 8, hal ini dapat diperoleh dengan cara sering-sering mengganti air. Kondisi kolam yang terlalu asam atau basa sangat berbahaya untuk kelangsungan hidup ikan lele.

Kolam yang asam biasanya disebabkan karena hujan asam, terkumpulnya asam karbonik dari sisa pernapasan dan pembusukan sisa pakan. Sementara kolam yang terlalu basa disebabkan karena kolam terlalu dipenuhi oleh alga atau tanaman air (kolam yang berwarna hijau pekat).

Proses pembusukan pakan yang dikarenakan terlalu banyaknya sisa pakan juga akan menghabiskan oksigen dalam kolam yang dapat menyebabkan kematian pada ikan. Meski lele tidak memerlukan banyak oksigen, namun pembusukan sisa pakan tetap berbahaya bagi kelangsungan hidup lele.

Kualitas air kolam memegang peranan 50% keberhasilan beternak dan budidaya lele. Jika anda bisa memastikan kolam lele anda bersih, maka anda sudah separuh jalan menuju kesuksesan.

Faktor Kegagalan Budidaya Lele #2 – Kurang Informasi Tentang Budidaya Lele

Budidaya lele memang mudah, namun jika kita tidak mengerti caranya, maka akan menjadi sulit. Beberapa kesalahan peternak lele pemula adalah:

  • Padat tebar benih yang terlalu tinggi dan tak tahu cara yang benar untuk menebar benih,
  • Konstruksi kolam yang tak mempertimbangkan mekanisme siklus air dan pengeluaran limbah,
  • Penggunaan benih dengan kualitas buruk (cacat),
  • Tidak dilakukannya sortasi untuk benih dengan ukuran berbeda,
  • Tidak menggunakan probiotik untuk membantu mengurai sisa pakan dan kotoran lele,
  • Lele belum divaksinasi untuk menambah kekebalan terhadap penyakit,
  • Alat tangkap yang salah (contoh: benih tidak boleh diangkat dari air dengan jaring),
  • Ketidaksesuaian waktu tebar,
  • dan lain-lain.

Lele hanya boleh diantar dan ditebar di pagi atau sore hari dimana suhu tidak terlalu panas, sementara itu jumlah bibit yang ditebar harus sesuai dengan luas kolam, konstruksi kolam juga harus memperhatikan mekanisme pembuangan limbah agar kotoran dan sisa pakan bisa dibuang dengan mudah, untuk kebersihan kolam, sebaiknya kolam juga diberi probiotik.

Lele merupakan hewan kanibal sehingga harus dibedakan sesuai ukuran dengan wadah sortasi setiap 2 minggu sekali ketika masih benih, selain itu juga sebaiknya divaksin dengan aeromonas atau vaksin semacamnya agar kuat terhadap penyakit.

Benih lele sebaiknya hanya diangkat dari air dengan mug, cangkir, atau gelas keramik berpemukaan halus. Pengangkatan dengan jaring dapat menggesek kulit benih lele sehingga mengakibatkan luka pada lele.

Secara umum memang hanya dua poin itu yang menentukan keberhasilan anda dalam usaha budidaya lele. Jika anda mampu untuk menjaga kualitas air kolam dan cukup informasi mengenai ikan lele (pakannya, kolamnya, cara perawatannya, dan lain-lain), anda tak perlu khawatir akan bangkrut dalam bisnis ini.

Jika anda ingin pembelajaran lebih lanjut mengenai cara beternak, budidaya, dan bisnis lele, kami memiliki kelas online yang akan mengajari anda semuanya mengenai bisnis ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan klik di sini »

Budi Daya Lele Dengan Memanfaatkan Halaman Rumah

Budi Daya Lele Dengan Memanfaatkan Halaman Rumah




ruangberkas.com_imagesHalaman rumah sering dimanfaatkan untuk pemeliharaan tanaman dan kolam hias. Sebenarnya halaman atau pekarangan rumah bisa juga dimanfaatkan untuk budidaya lele. Lahan yang dibutuhkan disesuaikan kondisi luas lahan pekarangan masing-masing. Ukuran yang ideal sekitar 50 m2, dan dari luasan itu mampu memproduksi 1 ton lele konsumsi. Lahan dapat dipilihkan di tempat-tempat yang tidak terpakai yang ada di sekitar rumah, pojokan halaman, bekas gudang kosong, atau tempat lain di bagian rumah yang tidak terpakai. Untuk pembuatan kolam dapat dibuat dari bahan yang tidak
permanen, seperti hamparan terpal penampung air seperti kolam. Budidaya ikan lele ini cocok pada lahan pada kondisi yang sangat terbatas seperti umumnya pekarangan rumah di daerah pemukiman di perkotaan.

Untuk meningkatkan hasil ketika memelihara lele, dapat digunakan alat bantu aerator yaitu sebagai mesin pembuat gelembung guna meningkatkan kadar oksigen air. Pengalaman dari penggunaan aerator ini ternyata meningkatkan gairah makan pada lele yang berumur kurang dari satu bulan, sehingga benih lele cepat menjadi besar dan waktu panenan pun bisa lebih cepat. Penggunaan aerator ini belum pernah diterapkan dalam budidaya lele pada umumnya, dan biasanya alat ini dipakai untuk aquarium ikan hias. Penggunaan aerator pada tempat pembenihan bisa mendapatkan bibit lele
umur satu bulan yang sudah siap disortir atau dipindah ke kolam pembesaran. Di kolam pembesaran bibit lele yang umurnya antara 1 sampai 1,5 bulan tidak memerlukan lagi aerator, karena bibit sudah cukup kuat bertahan hidup. Kebersihan air di tempat pembesaran perlu tetap dijaga agar selera makannya tetap tinggi.

Budidaya lele di halaman rumah dengan menggunakan kolam terpal, selain harganya murah juga mudah dibuat. Ukuran kolam yang digunakan untuk perkawinan dan pembesaran lele relatif sama, disesuaikan dengan bentuk lahan yang tersedia. Ukurannya bisa 2 x 3 meter, 2,5 x 4 meter, 1 x 2 meter, atau 2 x 2 meter. Bila ada beberapa alternatif ukuran, untuk indukan sebaiknya berukuran minimal 2 x 3 meter. Jika yang didapat hanya kolam berukuran 1 x 2 meter, maka ketinggian air diperdalam antara 30 sampai 50 cm. Ketinggian air kolam untuk pembenihan disarankan 10 – 15 cm. Untuk menghemat air, bila
komponen produksi ini merupakan bahan yang harus dibeli, maka penggunaan air dapat dilakukan seminimal mungkin terutama saat pengurasan dan pembersihan kolam.

Dalam usaha pembesaran lele, benih bisa diperoleh dari hasil pemijahan sendiri atau dari peternak lain yang memang khusus menjual benih. Usahakan ukuran benih sama besar, sehingga saat panen bisa menghasilkan ikan lele berukuran lebih seragam dengan bobot antara 100 sampai 200 gram/ekor atau 8 sampai 10 ekor/kg. Umumnya usaha pembesaran lele cenderung lebih menguntungkan sekalipun resiko gagal panen tetap ada. Kegagalan dapat diakibatkan karena kesalahan penanganan, atau tidak paham dan tidak berpengalaman, gangguan sumber air, mendapat bibit yang tidak
berkualitas, cara pemberian pakan, yang kesemuanya harus terus dieksplorasi sehingga penguasaan cara budidaya dapat difahami dengan baik dan benar.


Pemeliharaan lele konsumsi bisa dipanen dalam waktu 2 bulan sejak tebar, bila dimulai dari bibit yang berukuran 8-10 cm. Keberhasilan budidaya sangat tergantung kepada pemeliharaan dan perawatannya. Kalau saja hal pemeliharaan benar-benar diperhatikan, maka panenan akan diraih sesuai dengan yang diinginkan. Bila demikian maka pencapaian tujuan dalam meningkatkan potensi lahan pekarangan agar mempunyai nilai tambah secara ekonomi dapat tercapai. Hal lain yang menguntungkan dari kegiatan ini adalah dapat mengisi kegiatan masa pensiunan yang bisa
menghasilkan (Darwanta).
Ternak Lele 101 – Cara Mudah Ternak Lele untuk Pemula bagian 1

Ternak Lele 101 – Cara Mudah Ternak Lele untuk Pemula bagian 1

Ternak lele bagi sebagian orang merupakan kegiatan yang mengasyikkan. Tidak hanya menghasilkan uang bagi para petani lele, ternak lele juga dapat melepas kejenuhan setelah bekerja bagi profesional yang memiliki kesibukan lain.

Memelihara lele sebenarnya mudah dan relatif murah. Sayangnya, tidak banyak orang yang benar-benar paham cara beternak lele, sehingga kegiatan yang seharusnya membuat senang, justru malah membuat stres karena lele-lele peliharaannya pada mati semua.

Berikut ini adalah beberapa langkah sederhana yang dapat anda lakukan untuk mulai melakukan kegiatan ternak lele di lingkungan sekitar rumah anda secara benar dan tanpa stres. Langkah-langkah ini sengaja kami buat untuk para peternak lele pemula yang mendambakan peternakan lele yang menghasilkan dan tidak memakan banyak biaya.

Persiapan Sebelum Ternak Lele

Persiapan Kolam

Lele anda membutuhkan medium untuk tempat hidup. Untuk pengadaan kolam lele yang kecil dan murah, anda bisa menggunakan kolam terpal sebagai media hidup ikan lele. Ukuran kolam lele terserah anda, tergantung luas lahan yang anda miliki. Kolam terpal rumahan pada umumnya berukuran 2 x 4 meter atau 3 x 5 meter.

Tentu saja kolam terpal memiliki keunggulan dan kerugiannya. Silakan lihat halaman ini jika ingin tahu tentang kelemahan dan keunggulan kolam terpal untuk usaha ternak atau budidaya ikan lele.

Setelah anda mengerti keunggulan dan kelemahan kolam terpal, ada baiknya anda juga mengetahui kriteria kolam lele yang ideal. Kolam lele yang ideal haruslah tepat konstruksinya, tepat kualitas airnya, dan tepat perawatannya. Artikel mengenai kolam lele di atas amatlah tepat sebagai bahan referensi yang dapat membantu anda dalam proses pembuatan kolam terpal untuk ikan anda.

Ingatlah bahwa kualitas kolam anda akan sangat mempengaruhi keberhasilan proses ternak lele anda. Oleh karena itu, pelajari bagian persiapan kolam ini baik-baik jika ingin meraup untung yang sebesar-besarnya dari usaha budidaya dan ternak lele.

Persiapan Bibit & Jenis Lele

Setelah anda menyiapkan kolam untuk lele anda, kini saatnya anda mempersiapkan bibit lele yang berkualitas untuk kolam anda. Bibit lele yang berkualitas sama pentingnya dengan proses persiapan kolam untuk lele. Pastikan bibit lele yang anda beli tidak cacat, berwarna kilau, dan lincah.

Untuk bibit lele yang berkualitas, anda dapat memperolehnya dari petani lele di sekitar anda atau anda dapat beli bibit lele di BeliLele.com secara langsung untuk mendapatkan bibit lele berkualitas yang murah dan bergaransi.

Bibit lele yang berkualitas biasanya datang dari jenis yang juga berkualitas. Kami tim BeliLele.com menyarankan lele tipe phyton untuk dimanfaatkan dan diternakkan dibanding jenis lele lainnya. Untuk melihat perbandingan antara lele phyton dan sangkuriang dan keunggulan lele phyton dibandingkan jenis lele lain, anda dapat membaca artikel lele phyton vs lele sangkuriang ini.

Bibit yang sehat tidak serta merta menjanjikan kesuksesan untuk anda jika anda tidak tahu cara merawatnya. Artikel ini membahas mengenai bagaimana cara merawat bibit lele, cara menebarkan, waktu penebaran yang benar, dan lain-lain yang berkaitan mengenai cara menebar bibit lele.

Cara Menebar Benih Lele Tanpa Stres dan Minim Kematian

Cara Menebar Benih Lele Tanpa Stres dan Minim Kematian

Penebaran benih adalah salah satu faktor yang menjadi kunci keberhasilan dalam usaha ternak dan budidaya lele. Kita semua tahu bahwa lele yang ditebarkan secara tidak benar akan mudah stres, sehingga lebih mudah terserang penyakit dan akhirnya mati.

Oleh karena itu, selain memperhatikan kualitas air kolam, kita juga harus memperhatikan secara betul proses penebaran benih lele kita, agar lele yang kita tebar memiliki kondisi tubuh yang fit, yang pada akhirnya meningkatkan tingkat keberlangsungan hidup lele kita (survival rate) dan memaksimalkan keuntungan kita dalam usaha ternak dan budidaya lele ini.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses penebaran benih lele adalah kualitas air kolam, ketinggian air kolam, proses adaptasi benih lele dengan kolam baru, dan waktu yang sesuai untuk menebarkan benih lele. Di bawah ini kami memberikan daftar yang mencakup keseluruhan faktor tersebut untuk proses pembenihan lele yang benar dan minim kematian.

1. Kedalaman Air Kolam 30 – 40 cm.
Kedalaman yang terlalu rendah akan mengakibatkan populasi ikan per meter persegi overcrowded, selain itu, lele merupakan ikan yang tidak terlalu cocok dengan panas sinar matahari langsung, oleh karena itu kedalaman air kolam yang terlalu rendah tidak memberikan ikan lele tempat ‘bersembunyi’ yang cukup dari sinar matahari.

2. Air Kolam Memiliki Pakan Alami (Plankton)
Sebelum dimasukkan, air kolam yang baik berwarna hijau muda jernih (bukan hijau muda pekat). Jika anda menggunakan kolam terpal, anda bisa memunculkan plankton sebagai pakan alami lele dengan cara menambahkan sedikit lumpur sawah dan kotoran kambing dalam air kolam sebelum memasukkan benih. Setelah didiamkan dua hari, air kolam akan menjadi berwarna agak kehijauan (tidak jernih sekali). Hal tersebut merupakan ciri kolam yang telah berisi plankton yang dapat digunakan oleh benih lele sebagai sumber pakannya.

3. Mengadaptasi Benih Lele dengan Kolam Baru
Benih lele yang baru saja dibeli dan ditransportasikan tidak boleh langsung ditebar begitu saja ke dalam kolam. Mereka telah menempuh perjalanan jauh yang berguncang-guncang, benih lele ada dalam keadaan stres dan kolam milik kita tentu saja memiliki suhu dan pH yang berbeda dengan kolam tempat kita membeli lele.

Meski lele pada usia benih tergolong kuat dibanding pada usia lainnya, ada baiknya jika kita mengadaptasikan terlebih dahulu benih lele tersebut. Cara mengadaptasikannya adalah sebagai berikut:

  • Apungkan ember/jerigen/drum/plastik tempat kita mewadahi bibit lele yang kita beli di atas kolam yang akan kita tebarkan. Hal ini dilakukan untuk membuat lele terbiasa dengan suhu kolam kita. Apungkan selama kira-kira 10 – 15 menit.
  • Buka tutup wadah secara perlahan-lahan dan biarkan air kolam masuk sedikit demi sedikit. Miringkan wadah lele secara perlahan-lahan agar air di dalam wadah bertukar dengan air kolam, dan biarkan benih lele keluar dengan sendirinya.
  • Jangan pernah melakukan proses penebaran secara langsung dan jangan pernah menebar benih lele pada siang hari. Penebaran hanya boleh dilakukan pada pagi dan sore hari, karena pada siang hari suhu air kolam terlalu panas sehingga dapat mengakibatkan benih lele stres ketika ditebarkan.

4. Penambahan Antibiotik Sebelum Penebaran
Ini merupakan cara tambahan (opsional) yang dapat anda lakukan sebelum anda menebarkan bibit lele anda. Yakni dengan cara merendam bibit atau benih lele dalam larutan antibiotik selama 15 menit. Larutan antibiotik tersebut dapat berupa OTC, tetrasiklin, dan supertetra sebanyak 1 sendok teh/10 liter air. Guna dari antibiotik ini adalah untuk mengantisipasi penyakit yang melekat pada kulit lele, dan memastikan bakteri tidak masuk pada luka di kulit lele yang mungkin terjadi akibat gesekan antar lele. Biasanya penjual bibit lele sudah menambahkan antibiotik ini pada benih lele yang anda beli.

Kami harap daftar di atas dapat membantu anda untuk meminimalkan tingkat kematian pada benih lele anda yang diakibatkan oleh penyakit dan stres. Semoga usaha budidaya lele yang anda lakukan sukses besar dan menghasilkan ikan lele yang berkualitas.