Ciri-ciri orang sukses suka lakukan ini

Ciri-ciri orang sukses suka lakukan ini

Meraih kesuksesan tidak seperti membalikkan telapak tangan. Agar seseorang bisa sukses, ia harus melewati berbagai tantangan dan proses yang tidak sebentar. Tidak ada kesuksesan yang bisa dicapai dengan mudah. Kedisiplinan dan kebiasaan memiliki peranan penting dalam menentukan kesuksesan seseorang. Bahkan mulai dari kebiasaan terkecil yang seringkali diabaikan orang. Setiap usaha kita, sekecil apapun itu memberikan dampak pada tingkat kesuksesanmuu.

Seorang penulis, Thomas Corley mengadakan penelitiann tentang kebiasaan sehari-hari dari orang kaya dan orang miskin. Berdasarkan 233 responden dari orang kaya dan 128 dari orang miskin, ia akhirnya menemukan 6 kebiasaan orang sukses yang dilakukan setiap hari. Jadi, jika kamu mau sukses, ayo simak dan tiru kebiasaan ini:

1. Bangun 3 Jam sebelum Jam Kerja

Saat hari masih sangat pagi, orang sukses sudah bangun dan mulaii bersiap-siap untuk menyambut hari baru. Berdasarkan penelitian, 44% orang sukses bangun 3 jam sebelum jam kerja dimulai. Hal ini dilakukan agar mereka dapat memiliki cukup waktu untuk bersiap-siap dan menenangkan diri sehingga dapat memulai kerja dengan kondisi yang tenang. Selain itu dengan bangun lebih pagi, kesempatan yang bisa mereka dapatkan lebih banyak karena waktunya juga lebih banyak.

Kebiasaan ini sangat harus kamu tiru jika kamu ingin sukses. Dengann bangun pagi, kamu akan menikmati banyak keuntungan. Kamu jadi tidak terburu-buru untuk bersiap-siap dan perjalanan ke kantor bisa dilakukan dengan santai. Lalu kamu juga bisa memperluas wawasanmu dengan memakai waktu tersebut untuk membaca berita. Ayo semangat bangun pagi.

2. Memiliki Target Harian

Orang yang sukses tidak memikirkan berapa lama ia harus be kerja hari ini, atau memikirkan kapan liburan tiba. Setiap harinya, sebelum hari dimulai, orang sukses sudah banyak berpikir tentang bagaimana cara membuat harinya produktif atau bagaimana cara menyelesaikan semua pekerjaan yang menantinya hari ini. Semua hal yang harus dilakukannya hari ini sudah diatur dengan jelas pada hari sebelumnya, jadi mereka tinggal menyesuaikan saja.

Membuat target harian harus kamu lakukan supaya kamu jadi termotivasi untuk bekerja. Karena dengan memiliki target yang jelas, maka pekerjaan bisa diselesaikan tepat waktu dan tidak ada lagi waktu yang terbuang untuk mengatur apa tujuanmu hari ini.

3. Tidak Pernah Berhenti Belajar

Ciri-ciri orang sukses yang paling terlihat adalah keinginannya untuk selalu belajar. Belajar disini tidak dalam bentuk sekolah, tetapi proses pembelajaran bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, dan dari siapa saja. Hal baru selalu tersedia di segala tempat, itulah yang mendorong orang sukses untuk terus belajar.
Semakin sering kamu belajar, maka kamu akan semakin pintar dan wawasan semakin luas. Dengan memiliki wawasan yang luas, kamu bisa berknomunikasi dan melakukan banyak hal loh. Jadi saat kesempatan itu datang, kamu bisa segera mengambilnya karena kamu memiliki wawasan tentang hal itu.

4. Menambah Jaringan Pertemanan

Kebiasaan yang satu ini seringkali dianggap tidak penting dan hanya membuang waktu saja, namun sebenarnya dengan menambah jaringan pertemanan, maka kesempatan untuk meraih sukses semakin besar. Kebanyakan orang cenderung melakukan bisnis dengan orang yang dipercaya.

Dengan membangun relasi yang baik dengan orang lain, maka tingkat kepercayaan orang terhadap kamu akan semakin tinggi, jadi kemungkinan kamu untuk sukses semakin besar. Hal inilah yang dilakukan oleh para orang sukses. Mereka mau meluangkan waktu mereka untuk menambah dan menjaga relasi baik dengan orang lain karena mereka paham tentang betapa besarnya pengaruh teman dalam kesuksesan.

5. Bergaya Hidup Sehat

Kesehatan memiliki dampak yang secara tidak langsung berpengaruh pada kesuksesan. Dengan tubuh yang sehat, maka pikiran lebih tenang sehingga banyak ide yang bisa membuat kamu mampu meraih kesuksesanmu. Selain itu dengan menjalani gaya hidup yang sehat, kamu akan lebih jarang sakit, sehingga kamu bisa lebih produktif dalam bekerja.

Orang yang sukses akan pergi berolahraga setelah pulang kerja. Mereka akan pergi ke pusat kebugaran untuk berolahraga dan juga menambah jaringan pertemanan. Tidak hanya itu, gaya hidup sehatnya juga dilakukan dengan menjaga pola makan. Bahkan dalam hal ini saja, mereka disiplin. Apakah kamu sudah disiplin hidup sehat?

6. Lebih Banyak Membaca Daripada Nonton TV

Proses pembelajaran yang paling populer adalah dengan membaca, karena saat membaca, otak mengulang apa yang kita baca sehingga informasi akan lebih mudah diingat. Tidak heran bahwa mambaca menjadi salah satu cara untuk menambah wawasanmu.

Sebenarnya dengan menonton TV, kamu juga bisa mempelajari sesuatu, tetapi orang cenderung mencari tontonan yang berupa hiburan dan TV sering menayangkan program yang tidak mendidik sehingga menonton TV malah membuang waktumu.

Kesuksesan Datang dari Diri Sendiri
Setelah kamu menerapkan 6 kebiasaan di atas, itu tidak menjamin bahwa kamu pasti akan sukses, tetapi dengan menerapkannya, kesempatan kamu untuk menjadi sukses semakin besar. Sukses atau tidaknya dirimu tidak ditentukan oleh apa yang dilakukan orang lain atau keadaan sekitar, tetapi semua itu ditentukan oleh dirimu sendiri. Jika kamu siap melakukan yang terbaik dan selalu berfokus pada tujuanmu, niscaya kesuksesan menantimu.

11 Cara Mempersiapkan Kesuksesan pada Usia 20-an

11 Cara Mempersiapkan Kesuksesan pada Usia 20-an

Usia 20-an merupakan waktu krusial dalam hidup. Beberapa orang pada usia ini pertama kali mencari tahu apa arti menjadi orang dewasa. Apakah Anda masih kuliah, baru lulus, tinggal sendiri, atau masih bersama kedua orangtua, Anda bisa mendengarkan beberapa saran dari orang lain yang sudah tahu bagaimana bertahan hidup di dunia nyata. 

Dalam survei Quora seperti dikutip dari Businessinsider,, pengguna diminta menjawab pertanyaan, “Apa yang dapat saya lakukan di usia 20-an yang akan menguntungkan masa depan saya?” 

Survei tersebut merangkum beberapa tanggapan terbaik. Berikut beberapa hal yang harus dilakukan supaya usia 20-an anda "cerah".

1. Belajar mengatur waktu 
Tanpa struktur sekolah, terserah Anda, mulailah menyusun jadwal hari-hari Anda sendiri. Pasalnya, di usia awal 20-an boleh jadi Anda akan sibuk memulai karier, membangun kehidupan romantis, di sisi lain tetap ingin memiliki waktu untuk diri sendiri. Anda harus mencari cara untuk melakukan prioritas, dan menghadapi tuntutan persaingan. Agarwal menyarankan Anda bereksperimen dengan pendekatan berbeda, sampai Anda menemukan sendiri seni manajemen waktu. 

2. Kurangi keterlibatan dengan smartphone 
Generasi kini tumbuh dengan media sosial. Beberapa di antaranya mungkin terlalu melekat dengan smartphone mereka. Sadarlah, seseorang menyukai foto Anda di Facebook tidaklah sepenting dari apa yang terjadi di sekeliling. Jika Anda hidup dengan dunia nyata di sekeliling, maka Anda benar-benar bisa belajar sesuatu, mendengarkan lebih baik, dan bisa berkontribusi dalam sebuah percakapan. 

3. Lakukan perjalanan sebanyak Anda bisa 
Agarwal menyebutkan, pada usia 20-an Anda cukup dewasa untuk mengarungi dunia luar sendirian. Anda pun cukup dewasa untuk belajar dari orang lain. Melakukan perjalanan akan memperkenalkan Anda dengan budaya berbeda, dan itu akan membuka pikiran dan cara berpikir Anda. Selain mendapat kepercayaan diri dan keterampilan sosial, Anda akan membuat kenangan yang akan berlangsung seumur hidup Anda. 

4. Mengejar semangat, bukan uang
Pada usia 20-an awal, mungkin Anda belum memiliki pasangan, anak, dan tagihan ini itu. Bebaskan diri Anda dari keingingan meraup gaji besar. Mengutip Steve Jobs, Agarwal mengatakan, “Jika Anda tidak menyukai sesuatu, Anda tidak akan bekerja ekstra, bekerja akhir pekan ekstra, menantang status quo”. 

5. Mengenal diri sendiri 
Gunakan periode ini untuk mencari tahu apa yang benar-benar mendorong Anda, apa yang benar-benar membuat Anda takut, kekuatan, juga kelemahan Anda. Memahami diri sendiri akan membantu Anda memberikan ketenangan pikiran, dan membuat Anda siap untuk sukses. 

6. Ingat, dunia yang lebih besar ada di balik pintu Anda 
Ketika Anda menjadi lebih sukses, jangan lupa berbagi dengan mereka yang kurang beruntung. Entah dengan sumbangan amal atau sukarela. Banyak bukti menunjukkan bahwa mereka yang beramal menjalani kehidupan yang lebih bahagia daripada mereka yang tidak. 

7. Belajar mengabaikan kata “menyerah” 
Lawan suara yang ada di kepala Anda untuk menyerah. Jika Anda tidak belajar untuk mengabaikannya, suara yang sama bakal mengganggu sepanjang hidup Anda. 

8. Mulai menabung 
Anda harus mulai membiasakan diri menyisihkan sebagian dari gaji untuk dana darurat. Tetapkan tujuan untuk memiliki cukup uang, untuk menutupi setidaknya enam bulan, jika sewaktu-waktu Anda kehilangan pekerjaan. Pastikan juga mengambil keuntungan dari program pensiun yang kantor tawarkan.

9. Jagalah tubuh Anda
Anda berada di bagian utama dari kehidupan Anda. Sekarang saatnya untuk membangun latihan yang sehat dan mengatur kebiasaan makan. Pasalnya, tidak akan mudah melakukannya ketika Anda mulai menua.

10. Cari ilmu sebanyak mungkin
Jika Anda ingin mendapat gelar sarjana, raihlah. Namun, jika tidak, bacalah sebanyak mungkin tentang sebanyak mungkin hal. Pelajarilah bahasa baru. Buat tulisan Anda bisa dibaca orang lain. Anda tidak pernah punya waktu gratis dan energi seperti yang Anda lakukan pada usia ini. Jadi carilah ilmu sebanyak mungkin.

11. Terima kesalahan Anda dan belajarlah dari kesalahan tersebut
Jangan bereaksi terlalu emosional dari kesalahan yang ada. Pastikan Anda belajar agar tidak mengulanginya.
Pernah Di-PHK, Sandiaga S Uno Kini Punya 30.000 Karyawan

Pernah Di-PHK, Sandiaga S Uno Kini Punya 30.000 Karyawan

Pemutusan hubungan kerja (PHK) merupakan momok yang menakutkan bagi para pekerja. Akibat PHK, banyak anggota masyarakat yang akhirnya kehilangan mata pencariannya dan tidak mampu bangkit dari momok menakutkan tersebut. 

PHK akan lebih menakutkan jika tidak memiliki kesiapan dan rencana keberlanjutan karier. Uang pesangon yang didapatkan hanya akan menjadi alat pemenuhan kebutuhan semata yang tentu saja akan habis akibat tidak adanya pengelolaan keuangan yang baik. Pola hidup hedonis yang didukung sikap pragmatis yang menjamur di masyarakat saat ini bisa menjadi akar masalah yang membuat pengelolaan keuangan diabaikan.

Akibatnya, uang pesangon PHK digunakan untuk sebesar-besarnya pemenuhan kebutuhan semata, tidak ada sirkulasi yang membuatnya menjadi alat yang produktif.

Namun, Presiden Direktur PT Saratoga Investama Tbk (SRTG) Sandiaga S Uno membalikkan persepsi bahwa PHK merupakan jalan penutup kesuksesan karier. Dalam acara Pesta Wirausaha 2014, dia berbagi kisah suksesnya yang jatuh bangun saat mengawali karier.

Sandiaga Uno pernah menelan pil pahit saat krisis keuangan pada 1998. Pengusaha yang lahir di Rumbai, Pekanbaru, 44 tahun lalu itu pernah merasakan PHK dari tempat kerjanya.

"Saya pernah menjadi korban PHK di saat krisis dulu," cerita Sandiago Uno dalam seminar di acara Pesta Wirausaha 2014, TMII, Jakarta, Kamis (15/5/2014).

Sandiaga S Uno yang kerap dipanggil Sandi Uno menceritakan, saat itu dia tidak putus asa, sikap optimistis yang tinggi membawanya untuk menjadi konsultan keuangan dan mendirikan perusahaan dengan dana terbatas dan tiga orang karyawan.

Awalnya, dia mengatakan sulitnya mengembangkan jasa konsultan keuangan karena sulit menumbuhkan kepercayaan perusahaan untuk memakai jasa konsultan keuangan baru. Namun, akhirnya ada satu perusahaan yang percaya memakai jasa keuangan Sandi Uno. 

Sukses mendapatkan kepercayaan membuat bisnis Sandi Uno berkembang. Setelah beberapa tahun, keran bisnisnya itu semakin deras dan menjadi seperti sekarang ini. Alhasil, saat ini pria berkacamata itu memiliki 30.000 karyawan.

Tentu hasil itu merupakan hasil perjuangan yang besar, sikap optimistis dan keberanian berwirausaha setelah di-PHK menjadi titik tolak jalan kesuksesan karier seorang Sandiaga S Uno. "Kini, karyawan saya sudah mencapai 30.000 orang," kata Sandi Uno. 

Sandi Uno membuktikan, dengan sikap optimistis dan keberanian berwirausaha, PHK bukanlah momok menakutkan penutup jalan kesuksesan karier, tetapi PHK merupakan titik tolak pembuka jalan karier yang lebih baik dan pembuka jalan kesuksesan itu sendiri.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/05/15/1142062/Sempat.Di-PHK.Sandiaga.S.Uno.Kini.Punya.30.000.Karyawan
Juragan Batik Termuda dari Cirebon

Juragan Batik Termuda dari Cirebon

Gerbang perkawinan seringkali menjadi pembatas bagi seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih bertanggungjawab. Tak heran, sebagian orang akan lebih terbuka pikirannya ketika sudah menyandang status sebagai kepala keluarga.

Pernikahan pula yang mendorong Ibnu Riyanto, pemuda pengangguran asal Cirebon ini, untuk menjual kain mori bagi para pembatik, pada 2006 silam. “Saya harus bertanggungjawab menafkahi istri saya,” tutur pria yang menikah saat usianya baru menginjak 17 tahun, tak lama setelah lulus sekolah menengah atas (SMA) tersebut.

Ibnu memilih menjual kain dasar batik karena lingkungan sekitar tempat tinggalnya, Desa Trusmi, Plered, Cirebon, merupakan pusat perajin batik. Bahkan orangtua Ibnu, Rusima Kasrija, juga perajin batik. Lantas, dengan modal Rp 15 juta, uang hasil sumbangan saat pernikahannya, mulailah dia berdagang kain secara meteran.

Setelah dua bulan berlalu, pria yang kini baru berumur 25 tahun ini sadar, penghasilan berjualan kain terlalu sedikit. Saat itu, batik belum booming. Kemudian, Ibnu pun merambah bisnis kain batik. Dia membeli batik ke perajin langganannya, lalu menjual ke pemasok kain atau konveksi di seputar Cirebon, Bandung, dan Jakarta.

Hampir dua tahun, Ibnu menjalani bisnis sebagai pedagang batik. Dia menjual kain-kain putih, bahan batik ke perajin. Lalu, mencari stok kain-kain batik asli Cirebon dan menemui para penjual kain batik di pusat-pusat perdagangan kain.

Karena berinteraksi langsung di pusat perkulakan batik, insting bisnis Ibnu yang kian terasah, mencium adanya permintaan pakaian batik. Tak menyia-nyiakan kesempatan, dia pun segera melebarkan sayapnya, mencari usaha-usaha konveksi yang menyediakan pakaian batik asli Cirebon.

Di bisnis pakaian jadi inilah, usahanya mulai menapaki tangga kesuksesan. Pasalnya, pada tahun 2008 itu, berbarengan dengan adanya pengakuan batik dari Malaysia, permintaan meningkat pesat. Dari tadinya, hanya melayani penjualan di Jawa Barat hingga Jakarta, pasar baju batik Ibnu meluas hingga Palembang dan Surabaya.

Penjualan dan pesanan batik pun ikut membeludak. “Ini seperti titik balik usaha kami. Omzet naik hingga 200 persen,” kata Ibnu senang. 

Saat itu dia mengantongi penjualan puluhan ribu hingga ratusan ribu helai pakaian batik saban bulan.

Dari keuntungan penjualan batik itu, Ibnu membuka gerai seluas 16 m2, di Plered, Cirebon. Di tokonya, ayah dua anak ini menawarkan kain batik dan baju-baju batik asli Cirebon.

Tahun 2009, bisnis batiknya makin cemerlang. Tak ingin melewatkan tren batik, Ibnu segera membuka toko keduanya, masih di Cirebon. Pada tahun 2010, dia membuka toko-toko berikutnya, yakni di Jakarta, Surabaya, dan Medan. Setiap toko mempunyai luas 500 m2.

Momen tepat

Ibnu sangat beruntung. Dia masuk ke bisnis batik di saat yang tepat, yakni ketika batik kembali menjadi primadona industri fashion Tanah Air. Alhasil, hanya butuh waktu singkat baginya untuk meraih sukses. 

Selain itu, Ibnu berhasil menorehkan prestasi sebagai pengusaha sukses di usia muda. Saat baru berusia 22 tahun, dia mampu membangun Pusat Grosir Batik Trusmi seluas 4.840 m2 di Plered, Cirebon. Grosir batik yang berdiri pada 11 Maret 2011 ini diklaim menjadi grosir batik terbesar di Indonesia. 

Kesuksesan Ibnu, tak lepas dari kejelian dan kepiawaiannya dalam berbisnis. Batiknya punya banyak penggemar karena karena dia selalu menjaga kualitas produk yang ditawarkan. Ibnu yang lihai membaca selera pasar sering menentukan kain dan mendesain sendiri, baik kain batik maupun pakaian yang dijual. “Perajin tinggal membatik saja, semua peralatan dan bahan baku sudah kami sediakan,” terang dia.

Tak hanya itu, di gerainya, Ibnu juga rajin menggelar promosi. Untuk pembelian dalam jumlah banyak, Ibnu pun tak segan memberi potongan harga. “Pokoknya, saya tidak pelit diskon,” ucapnya. Bonus suvenir dan hadiah juga sering dibagikannya untuk pengunjung.

Kini, dengan bendera PT Trusmi Group, Ibnu sudah membuka sembilan toko batik. Perinciannya, lima toko di Cirebon, dan sisanya, tersebar di Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan. Kini, dia berniat membuka gerai di Singapura.

Dibantu lebih dari 100 perajin batik, Ibnu bisa memproduksi hingga 100.000 helai batik tiap bulan. Selain para perajin, ia juga mempekerjakan 250 karyawan yang membantunya di bidang operasional gerai. Maklumlah, Pusat Grosir Batik Trusmi yang menempati lahan seluas lima hektare, juga memiliki lapangan futsal serta sanggar pembatikan.

Tak puas hanya berbisnis batik, kini Ibnu mengembangkan berbagai bisnis lain. Dia merintis usaha kuliner yang menyajikan masakan khas kota kelahirannya, yakni empal gentong dan tahu gejrot. Finalis Wirausaha Mandiri ini juga mengembangkan bisnis rental mobil mewah di Cirebon.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/05/23/2151060/Ibnu.Juragan.Batik.Termuda.dari.Cirebon
Pernah Bangkrut, Fery Kini Menjadi Juragan Bebek

Pernah Bangkrut, Fery Kini Menjadi Juragan Bebek

Niat untuk berwirausaha bisa muncul kapan saja. Tak peduli usia, asal jeli melihat peluang dan kesempatan, tidak ada salahnya untuk mulai menginjakkan kaki ke lahan bisnis. 

Jiwa untuk berbisnis itu telah dimiliki Fery Eka Laksmana sejak belia. Meskipun tak mengalir darah bisnis dalam keluarganya, Fery mengaku, sejak kecil sudah suka berjualan. Bahkan, ketika menginjak remaja, pria kelahiran Karawang Jawa Barat, 5 Februari 1981, ini semakin jeli membaca peluang bisnis yang terbuka.

Dia mencontohkan, saat sekolahnya mengharuskan penggantian sepatu setahun sekali, tanpa malu, dia mengumpulkan sepatu milik teman-temannya untuk dijual lagi. “Saya jual ke daerah Kosambi,” kenang dia. 

Tak heran, ketika duduk di tingkat empat pendidikan tingginya, atau tepatnya tahun 2002, Fery berani membuka usaha peternakan sapi. Dia menggandeng investor dan menggelontorkan dana Rp 26 juta sebagai modal. “Saya terapkan sistem bagi hasil keuntungan dengan investor,” terang dia.

Kejelian Fery melihat peluang bisnis pun makin terasah. Peternakan sapi yang dekat dengan persawahan dan perkebunan, yakni di Cimalaya, Karawang, memberi ide pada Fery untuk membuka toko pertanian. “Saya melihat lahan pertanian dan perkebunan sangat luas, tapi hanya ada satu toko pertanian,” kata alumnus Fakultas Hukum, Universitas Parahyangan, Bandung ini.

Fery pun segera membuka toko yang menjual alat pertanian dan pupuk. Dia seperti menemukan peruntungannya di bisnis baru ini. Hanya dalam lima bulan pertama, ayah empat anak ini bisa mengejar omzet Rp 600 juta saban bulan. “Bahkan, mengalahkan usaha peternakan sapi yang telah dibangun selama tiga tahun,” seru dia.

Fery bilang, omzet cepat melejit lantaran lokasi tokonya berada di daerah yang tepat. Tak hanya di Karawang, dia pun berhasil mengembangkan penjualan hingga ke Majalengka, Sumedang, Tegal, dan Brebes, pada tahun pertama bisnisnya.

Fery yang waktu itu masih berusia 25 tahun pun menikmati hasil gemilang dari bisnisnya. Dia berhasil membeli rumah, mobil, dan berbagai fasilitas lain dari hasil jerih payahnya sendiri.

Utang menumpuk

Sayang, kesuksesan itu hanya berlangsung singkat. Pada tahun 2007, dia mendapat pengalaman yang tak akan terlupakan di sepanjang hidupnya.

Saat itu, Fery tengah mengirim pesanan lima truk tronton pupuk ke daerah Brebes, Jawa Tengah. Masing-masing tronton membawa sekitar 32 ton pupuk. Dalam perjalanan, rombongan Fery ini ditahan dengan tuduhan membawa pupuk gelap.

Dia dituding tidak memiliki surat-surat lengkap dan menjadi penyelundup pupuk ke daerah Brebes. Nama Fery pun sempat menghiasi headline beberapa media lokal. “Saya bingung kenapa ditahan karena saya tidak merasa melakukan kesalahan,” kata Fery.

Setelah urus sana-sini, akhirnya Fery diperbolehkan keluar dari kantor polisi dan pulang dengan truk-truk kosong. “Pupuk disita sebagai barang bukti. Nilai kerugian saya berkisar Rp 600 juta hingga Rp 700 juta,” kisah dia.

Karena kejadian ini, bisnis Fery bangkrut. Dia lantas menyadari, pengelolaan usaha yang berantakan juga menjadi salah satu penyebab kegagalannya. “Sikap saya ternyata memang belum menjadi pengusaha yang baik, keuangan dan manajemen karyawan juga masih berantakan,” ujar dia. Kebangkrutan itu juga meninggalkan utang hingga Rp 1,2 miliar.

Tak tahan dikejar debt collector, Fery mulai menjual aset-aset yang ia miliki. “Hasilnya bisa menutup setengah dari utang saya,” kenang dia.

Meski sempat stres, Fery bertekad untuk bangkit lagi. Dia keliling Bandung dan berbagai daerah di Jawa Barat untuk mencari peluang bisnis baru. Hingga akhirnya, Fery pun melihat kuliner bebek sedang naik daun di Bandung. “Dari situlah, terlintas ide untuk menjadi pemasok bebek,” tutur pria yang kini berusia 31 tahun.

Dia pun segera berburu bebek ke daerah Cilamaya dan membuka los di Pasar Kosambi untuk berjualan bebek. Selain menjual, Fery juga memotong bebek sendiri untuk pembelinya. “Saat itu, dalam pemikiran saya, apa pun akan saya lakukan,” ujar dia.

Dari hari ke hari penjualan bebek terus meningkat karena Fery juga memasok beberapa restoran. Pada tahun kedua, Fery bisa menjual 300 bebek per hari. Dia pun lantas terpikir untuk membuka usaha peternakan sendiri.

Pada Februari 2010, Fery mulai beternak bebek dengan menyewa 150 m2 lahan di Cilamaya. “Lahan itu mampu menampung 100 ekor bebek,” kata dia.

Tak berhenti di peternakan, muncul pula ide untuk membuka resto bebek. “Saya ingin punya nilai tambah, jangan hanya menjadi pemasok saja,” katanya. Mulailah dia melakukan riset soal bumbu berbagai olahan bebek. September 2010, Fery membuka resto bebek pertamanya, Bebek Udig di dekat Universitas Islam Bandung. 

Usaha peternakan Fery terus berkembang. Kini, peternakannya menjual 2.500 ekor bebek per minggu. Dia juga mengembangkan lahan peternakan milik sendiri, hingga 5.000 m2. Selain itu, resto Bebek Udig pun pindah ke kawasan Dago di atas lahan seluas 600 m2.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/05/29/0912231/Sempat.Bangkrut.Fery.Kini.Menjadi.Juragan.Bebek
Cukup Rp 800.000, Pemuda Ini Kini Raup Omzet Rp 800 Juta

Cukup Rp 800.000, Pemuda Ini Kini Raup Omzet Rp 800 Juta

Meski masih belia, David Yuwono akrab dengan dunia bisnis. Sejak usia 19 tahun, dia bertekad untuk mencari uang sendiri. Tapi siapa sangka, kebulatan tekad untuk berpenghasilan ini lantaran terpicu celetukan sang ayah.

Alkisah, pada awal masuk kuliah, David mulai menjalin kisah cintanya. “Lantas ayah bilang, pacaran kok pakai duit orangtua,” kenang dia. Merasa tertantang, David yang saat itu duduk di semester tiga lantas berniat untuk mencari duit sendiri. Dia juga ingin mendapat pengalaman bagaimana susahnya mencari uang. 

Awalnya, David menjual spageti, yang dimasak oleh pembantunya, di kampus. “Jadi, teman-teman tak perlu pergi ke kantin,” ujar pria yang baru lulus dari Universitas Prasetiya Mulya, Desember 2013. 

David juga pernah menjajal profesi sebagai agen asuransi dan broker properti. Dia pun tak segan jualan saringan air ke toko-toko bangunan dan jualan buku. “Pokoknya, apa yang bisa menjadi duit, saya jalanin,” kata dia. Bahkan, ia pernah juga berjualan kue bersama teman-teman, walau akhirnya bubar. 

Berbagai pengalaman berbisnis itu, ternyata memupuk kejelian David untuk mencium peluang. Ketika melihat anak-anak muda gemar memakai celana jins berbahan dry denim, tebersitlah ide untuk membuat tas dari bahan serupa.

Kebetulan, saat itu, memang belum ada produsen tas yang memanfaatkan dry denim. Ini adalah sejenis kain jins mentah, yang membentuk corak dan warna unik sebelum pencucian pertama kali. “Jadi, semakin lama dipakai, justru makin keren. Tas itu, kan, juga jarang dicuci,” jelas David.

April 2011, dengan modal Rp 800.000 dari tabungannya, David membuat delapan tas sebagai contoh. Karena mengandalkan bahan yang sedang populer, David memilih bikin model tas ransel yang simpel. 

Sesuai dengan bahan yang dipakai, David menyematkan merek Dry Bag pada produknya. Tak lupa,  dia menciptakan tagline ‘makin brutal kamu pakai, makin keren’ untuk mengokohkan brand Dry Bag.

Karena sudah mengenyam pengalaman sebagai penjual, David tak kesulitan menerapkan strategi pemasaran. “Intinya, saya harus menciptakan orang-orang yang seperti saya sebagai penjual,” cetus dia yang juga membawa sendiri tasnya.

Dimulai dari lingkaran terdekat, David meminta sejumlah teman untuk memakai tasnya. Tak ketinggalan, lulusan SMA Gonzaga ini juga minta tolong adik kelasnya di sekolah tersebut menjadi kepanjangan tangan. Tentu saja, ada iming-iming komisi jika mereka berhasil menjual tas tersebut. 

Selain mahasiswa, David memang membidik pasar dari pelajar SMA. Karena itu, dia menetapkan harga yang tak mahal, yakni Rp 140.000 per  tas. “Saya harus menyesuaikan harga ini sesuai dengan kantong mereka,” ujarnya.

Ternyata, tas David mendapat respons cukup baik, terutama dari pelajar SMA. “Tiga hari di Gonzaga, bisa laku 130 tas. Mereka suka bahan dry denim, meski terlihat lusuh,” cetus David. Sepanjang 2011 itu, dia berhasil mencicipi untung hingga Rp 12 juta. 


Harga yang pas

Sayang, roda bisnis yang siap berlari ini harus menghadapi rintangan. Pada akhir 2011, David melihat kualitas tasnya menurun. “Terutama, pada aksesori pengait tas,” kata dia.

David memang tak membuat sendiri produknya. Dia mengajak penjahit langganannya menjadi pemasok tas. “Jadi, saya hanya menunjukkan bahan dan model, lantas penjahit itulah yang membuat tas sekaligus mencari bahan dan aksesori-nya,” terang pria berpenampilan low profile ini.

David pun sempat bingung ketika kualitas Dry Bag-nya semakin menurun. Dia tak ingin mengecewakan para distributor dan konsumennya. Lantas, dengan pinjaman modal dari sang ayah, sebesar Rp 20 juta, David memutuskan untuk membuat workshop sendiri. Rumah sang orangtua di Cinere disulapnya menjadi workshop, sekaligus kantor.

Beruntung, seorang penjahit berpengalaman mau bergabung dalam workshop David. Alhasil, David tak menemui kesulitan di saat-saat awal merintis produksi tas sendiri pada Januari 2012. Dia pun kembali kembali fokus memperluas penjualan dan pengembangan usahanya.

Tak terbatas dengan bahan dry denim, David juga mulai merambah bahan jeans japan dan cordura. Model tas pun terus berkembang. Kini, dia juga membuat tas slempang dan tas ransel berkapasitas besar untuk kebutuhan traveling.  

Bukan hanya tas, David yang kian lincah berbisnis ini juga mengendus peluang untuk menjual sepatu. Sejak pertengahan 2012, dia mulai berbisnis sepatu kulit dengan merek SuedeShoe. Namun, dia hanya mengincar konsumen pria untuk produk alas kaki ini. “Karena, perempuan lebih pandai berbelanja,” celetuk dia beralasan.

Produk berkualitas dan harga yang pas menjadi senjatanya untuk bergerilya merebut pasar. Khususnya, dalam soal harga, David mengaku, pertimbangannya harus benar-benar matang. “Itu salah satu kunci merebut pasar,” ujar dia. Karena itu, meski berbahan kulit asli, banderol sepatunya hanya berkisar Rp 200.000-an.

Seiring dengan perkembangan bisnisnya, David juga kembali menjalin kerjasama dengan pemasok.  Bahkan, hampir 80% produknya dipesan dari para supplier-nya, sehingga dia tetap bisa berkonsentrasi dalam pemasaran. David ingin mengembangkan pasarnya hingga ke luar negeri.  Itu sebabnya, selain penjualan lewat reseller dan distributor, dia rajin menggarap media-media penjualan online. Produknya pun terpampang di sejumlah gerai online, semacam Lazada dan Kaskus. 

Tak heran, setelah tiga tahun menjadi pengusaha, salah satu pemenang lomba pengusaha  muda yang diadakan salah satu bank ini mampu mendulang omzet berkisar Rp 800 juta sepanjang 2013 lalu.           

Modal irit

Membagi waktu antara  kuliah dan bekerja bukan perkara yang mudah. Apalagi, jika itu harus dilakukan di masa muda, saat seseorang cenderung menghabiskan waktu untuk bersenang-senang bersama teman-temannya.

David Yuwono, yang merintis bisnisnya sejak semester tiga duduk di bangku kuliah, pun harus merelakan sebagian waktunya untuk bermain bersama teman. Sebab, dia harus pandai membagi waktu, supaya bisa menjalankan bisnis sembari menyelesaikan kuliah.

David pun bercerita, dulu, dia kerap mengorbankan waktu bermain bersama teman-teman. “Kalau istirahat, saya jalan kaki, mengambil pesanan tas ke penjahit yang kebetulan tak jauh dari kampus,” ujar dia. 

Dia memilih mengorbankan waktu bermain, karena tetap ingin menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Nyatanya, David lulus tepat waktu, yakni empat tahun, dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,09. “Saya juga tak pernah mengulang mata kuliah,” ujar dia.

Selain memanfaatkan waktu sebaik mungkin, dengan menjalani usaha sewaktu kuliah, David juga lebih menghargai nilai uang. Sebab, dengan menghasilkan uang sendiri, dia sadar sulitnya mencari uang. “Dorongan saya untuk punya penghasilan sendiri juga karena terlintas pikiran jika sudah tidak ada orangtua yang menopang hidup saya,” kata dia.

David enggan menggelontorkan banyak uang untuk memodali bisnisnya. Ia memegang teguh prinsip: sebisa mungkin mengeluarkan modal bernilai kecil, bila perlu nol rupiah. “Kalau perlu modal dengkul, seandainya jatuh tidak sakit. Tapi, dengan modal sedikit dan perusahaan bangkit, itulah yang sulit,” ujar  dia. 

Lantaran itu pula, David tidak pernah berhenti belajar. Setiap terjun ke bisnis baru merupakan tahap pembelajaran baginya. “Enggak perlu takut jika produk awalnya kurang bagus.  Jika tekun, pasti akan memperoleh hasil lebih baik,” kata dia. 

Dia belajar untuk membuat gerai penjualan online sendiri. “Dengan membuat sendiri, akan lebih fleksibel untuk menambah produk-produk baru,” kata David yang membuat sendiri lapak situs mobile-nya: m.newtasdry-denim.com. (J. Ani Kristanti)

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/14/1905341/Bermodal.Rp.800.000.Pemuda.Ini.Kini.Raup.Omzet.Rp.800.Juta?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp
5 Kisah Kegagalan Orang Sukses di Bidang Teknologi dan Informasi

5 Kisah Kegagalan Orang Sukses di Bidang Teknologi dan Informasi

Setiap orang pasti pernah merasakan sebuah kegagalan, namun hanya orang sukses saja yang tidak menyerah saat mereka merasakan kegagalan tersebut, berikut ini adalah kisah – kisah inspiratif yang pernah dialami oleh orang – orang sukses dibidang teknologi sebelum mereka menjadi sukses seperti saat ini.

1. Bill Gates


Microsoft adalah salah satu software yang terkemuka didunia, dan Bill Gates adalah seorang yang sangat berpengaruh dalam perkembangannya, tidak hanya itu, Bill Gates juga sempat dinobatkan sebagai orang terkaya didunia, dibalik kesuksesannya ternyata dia pernah mengalami kegagalan, salah satu kegagalannya yang paling besar adalah dia di Drop Out dari Havard dan sebelumnya pernah berkerja sebagai office boy.

2. Mark Zuckerberg


Hampir semua pengguna internet aktif menjadi pelanggan di Facebook, sebuah kesuksesan yang besar itu berkat kerja keras Mark Zuckerberg yang tidak pernah menyerah, berawal dari bangku kuliahnya, dia mencoba menciptakan sesuatu yang bisa digunakan untuk menghubungkan teman teman kuliahnya di Havard, namun sayangnya dia juga pernah di drop out dari Havard.

3. Brian Acton


Lamaran pekerjaannya pernah ditolak Facebook dan Twitter pada tahun 2009, tapi dia tidak menyerah dengan penolakan tersebut, justru setelah ditolak, dia bekerja keras untuk mengembangkan aplikasinya yang justru menarik di mata Facebook, saat ini aplikasi tersebut telah dibeli Facebook dengan harga 19 Miliar Dollar AS atau setara dengan 223 Triliun Rupiah. Aplikasi yang populer dengan 430 juta pengguna aktif saat ini dan berkembang pesat tersebut adalah WhatsApp.

4. Steve Jobs


Apple Computer, sebuah perusahaan yang sangat terkenal didunia. Awalnya Steve Jobs sama sekali tidak sukses ketika bersama Steve Wozniak mencoba menjual hak cipta PC yang mereka kembangkan. Petinggi Hewlett-Packard berkata, “Kami tidak butuh kalian. Kalian bahkan belum lulus kuliah.” Presiden dari perusahaan Atari juga berkata, “Minggatlah dari hadapanku. Keluar dari sini. Kalian bau dan kami tidak akan membeli produk kalian!”. Keadaan saat itu sangat berbeda dengan saat ini, dimana mana produk Apple selalu dipuji.

5. Sergey Brin dan Larry Page



Googlenya saat ini menjadi halaman rujukan pertama saat membuka browser bagi hampir seluruh pengguna internet, mesin pencari dengan produk pendukung lain yang secara tidak sadar sudah mempengaruhi kehidupan di internet ini sangat sukses. Tapi sebelum semua kesuksesan ini diraih, 2 pendiri Google ini pernah ditolak saat berencana menjual Google kepada AltaVista, Yahoo! Dan Excite. Hal tersebut yang menjadi keputusan mereka untuk mengembangkan google dan meninggalkan bangku kuliah. Setelah 5 tahun, google sudah mengalahkan 3 perusahaan yang menolaknya.

sumber: http://mediabisnisonline.com/berkaca-dari-5-kisah-kegagalan-orang-sukses-di-bidang-teknologi-dan-informasi/