Memilih Rumah di Perumahan Bagi Pengantin Baru

Memilih Rumah di Perumahan Bagi Pengantin Baru

Anda sebagai pasangan baru tentunya ingin memiliki rumah baru yang nantinya akan menjadi tempat bagi Anda membangun keluarga

Okelah, disini akan berikan tips sederhananya, yang semoga bisa memberikan sedikit pencerahan bagi Anda dalam menentukan dan mencari rumah yang ideal bagi Anda dan keluarga.

LOKASI PERUMAHAN

Berbicara mengenai lokasi perumahan, secara langsung akan berpengaruh terhadap mobilitas Anda sehari – hari. Ada beberapa point penting yang perlu diperhatikan seksama, yaitu :

• Kondisi lahan perumahan, ini point paling penting yang harus diperhatikan terutama bagi yang membeli di daerah perbukitan atau berkontur, dikarenakan lahan seperti ini punya potensi untuk terjadi longsor ataupun merupakan daerah patahan (seringkali sulit dikendalikan, karena ini fenomena alam).

• Jarak tempuh (perjalanan Anda dari rumah ke suatu tempat). Ke pusat perbelanjaan, kantor tempat Anda bekerja, sekolah, pasar, dan lainnya. Ingatlah ini berpengaruh langsung terhadap waktu yang dibuang, biaya bahan bakar kendaraan.

• Moda transportasi umum apa saja yang melewati lokasi perumahan. Penjelasan sederhananya, bila ada transportasi umum berarti ada pergerakan ekonomi di sekitar lokasi tersebut.

PENGEMBANG PERUMAHAN

Kredibilitas dan porto folio serta sejarah singkat perjalanan perumahan yang sudah ataupun sedang dibangun perlu diperhatikan. Jangan sampai Anda kena tipu dari pengembang perumahan yang asal – asalan. Hubungan dengan pengembang perumahan berkaitan erat dengan persoalan hukum, cari tahu mengenai status tanah lokasi perumahan, perjanjian jual beli antara Anda dengan pengembang, serta pengurusan soal surat – surat yang lain.

LINGKUNGAN PERUMAHAN

Di sini Anda perlu meluangkan waktu untuk melakukan survei lokasi dan membandingkannya antar perumahan yang ingin Anda dihuni.

Berikut beberapa hal penting yang perlu menjadi perhatian Anda :

• Pepohonan atau taman lingkungan (green area). Tentunya akan lebih nyaman bila lingkungan tempat tinggal Anda asri, teduh sehingga tidak panas, ingatlah bahwa pepohonan yang lebat dan tinggi merupakan barier (penghalang) yang baik terhadap polusi debu.

• Lebar jalan masuk perumahan dan lebar jalan lingkungan, jalan yang lebar memberikan Anda kemudahan sirkulasi berkendara, dan setidaknya Anda tidak perlu was-was kendaraan Anda di serempet oleh kendaraan lain yang sedang lewat.

• Kepadatan lalu lintas di lingkungan perumahan dan didepan rumah Anda. Berpengaruh terhadap tingkat kebisingan dan keamanan. Bisa jadi Anda tidak bisa tidur tenang karena berisik dan anak Anda tidak leluasa bermain sepeda.

• Sarana dan Prasarana pendukung. Bisa jadi perumahan yang Anda lirik tidak menyediakan sarana – sarana pendukung seperti ; kompleks pertokoan, pusat kebugaran, tempat rekreasi, dan lainnya. Hal ini bisa Anda toleransi bila didaerah sekitar perumahan ada tempat – tempat pendukung yang memenuhi kebutuhan Anda.

DESAIN RUMAH

Faktor ini mempertimbangkan desain rumah tersebut, perhatikan bentuk denah rumah, luas lahan / luas bangunan, tampak rumah. Yang perlu menjadi perhatian adalah :

• Kemungkinan pengembangan rumah (luasan tanah yang besar Anda berbagai pilihan untuk memperluas rumah).

• Perhatikan luas setiap ruangan (Anda bisa dengan leluasa menata interior ruangan).

• Tampak rumah (membuat rumah Anda bisa tampil unik, menarik dan merepresentasikan jati diri Anda)

• Kapasitas rumah dan jumlah orang yang akan tinggal.

• Desain rumah yang efektif dan fungsional, akan mempermudah dalam melakukan perawatan berkala terhadap rumah Anda.

KUALITAS MUTU BANGUNAN

Pertimbangkan kualitas mutu bangunan, karena kualitas yang baik juga akan memberikan ketahanan dan kenyamanan dalam rumah, beberapa hal yang perlu Anda perhatikan seperti :

• Spesifikasi teknis bangunan ; lihatlah spesifikasi yang tertulis di brosur dan kemudian cek dengan kondisinya di rumah tersebut, apakah benar yang disyaratkan telah sesuai.

• Cek bahan bangunan yang digunakan, seperti ; genteng, rangka atap, keramik lantai, perangkat sanitary, cat yang digunakan, kusen dan jendela, dan lainnya.

Ingatlah kembali bahwa kualitas mutu bangunan yang baik, secara langsung akan berpengaruh terhadap perawatan rumah dan harga rumah tersebut.

SARANA INVESTASI ATAU RUGI

Apakah rumah menjadi sarana investasi yang baik? Jawabannya bisa menjadi “ya” kalau segala sesuatunya dalam 10 atau 20 tahun ke depan berjalan dengan stabil, dan akan menjadi “tidak” kalau seAndainya kasus krisis keuangan perumahan seperti di Amrik terjadi di negara kita, atau terjadi bencana alam diluar kemampuan kendali kita seperti banjir, longsor, tanah lokasi perumahan mendadak patah, atau kasus terparah seperti yang terjadi di Porong-Sidoarjo yang bisa membuat kita sangat sulit menjual kembali rumah kita.

Jadi ya menurut saya kalau punya uang ya kita beli rumah, kalau sanggup kredit ya beli rumah dengan kredit, daripada kontrak rumah terus sepanjang umur. Yang pasti dengan memiliki rumah, Anda telah memenuhi kebutuhan akan hunian dalam jangka panjang, satu-satunya kelemahan adalah sifat likuiditasnya. Menjual rumah tidak mudah dan tidak bisa cepat.

Semoga informasi ringan diatas dapat memberikan masukan yang berharga bagi Anda, dan tentunya akan lebih baik bagi Anda bila sabar dan cermat dalam memilih perumahan, karena Anda akan menginvestasikan dana dalam jumlah yang besar demi masa depan Anda dan keluarga.

Investasi Pohon Jabon dan Sengon

Investasi Pohon Jabon dan Sengon

Investasi di sektor kehutanan makin marak. Selain sengon, jenis pohon yang sering menjadi pilihan investasi adalah jabon. Pohon jabon mirip dengan pohon jati namun mampu tumbuh lebih cepat. Kayu pohon ini konon cocok sebagai bahan baku industri kayu seperti plywood, pulp, dan juga kertas.

Salah satu perusahaan yang menawarkan investasi pohon jabon dan sengon adalah Timber Estate dari PT ASA Forestry. Timber ingin menjembatani masyarakat yang tidak mempunyai lahan.

Timber mulai menawarkan paket kerja sama sejak 2010 lalu. Ada tiga model investasi yang ditawarkan, yaitu Timber Estate Asistensi & Supervisi, Timber Estate Green Social, dan Timber Estate investasi murni.

Model pertama dengan nilai investasi Rp 15 juta sampai Rp 30 juta ditujukan untuk investor yang telah memiliki lahan. Karena itu model kerja samanya lebih kepada jasa perawatan.

Investasi model kedua menyesuaikan dengan jumlah pohon dengan harga Rp 35.000 sampai Rp 40.000 per pohon. Model ini biasanya datang dari warga desa dengan memanfaatkan lahan desa tidak produktif. Untuk perawatan dan pengelolaan dilakukan oleh empat pihak yakni masyarakat, investor, pemilik lahan, dan Timber.

Sedangkan model ketiga, investor hanya menyetorkan dana sebesar Rp 5 juta untuk luas lahan 500 m2 sampai Rp 70 juta untuk luas 1 hektare dengan 1.000 pohon sengon atau jabon. "Sedangkan seluruh pengelolaan kita yang jalankan," terang Rony Perdana Sidiq, Pemilik Timber Estate.

Rony berani menjanjikan keuntungan lumayan setelah investasi berjalan enam tahun. Rony mengklaim, tiap pohon yang dipanen akan dibeli oleh ASA Forestry. "Harganya sesuai dengan harga pasar pada saat penjualan," katanya.

Ia mengaku sudah ada 14 investor yang bergabung menjadi mitra usaha ini. Mitra ini berasal dari Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, Semarang, dan Surabaya.

Rony mengklaim, setelah enam tahun, dengan investasi Rp 5 juta, hasil bersih yang bisa diperoleh investor mencapai Rp 9 juta-Rp 15 juta. Investor yang mengambil paket investasi senilai Rp 70 juta, kata Rony, akan menanggung hasil bersih antara Rp 176 juta sampai Rp 318 juta setelah enam tahun. "Ini dengan asumsi harga kayu sekarang Rp 750.000-Rp 950.000 per m3," katanya.

Hasil bersih itu berasal dari hasil penjualan pohon dikurangi dengan biaya dan bagi hasil dengan pihak lain. Bagi investor Timber Estate Asistensi & Supervisi, hasil kebun dibagi untuk pemilik lahan yang merangkap investor dengan Timber Estate.

Sedangkan untuk model Timber Estate Green Social, hasil penjualan dibagi empat pihak yakni masyarakat, investor, pemilik lahan, dan Timber Estate. Adapun hasil Timber Estate investasi murni hanya dibagi dua antara investor dengan Timber.

Rony menguraikan, dari hasil penjualan kayu, investor paling tidak harus mengeluarkan dana lagi sebesar 10% dari netto penjualan untuk model Timber Estate Asistensi & Supervisi. Untuk model Timber Estate Green Social dan Timber Estate investasi murni setoran ke perusahaan sebesar 20% dari nilai jual neto.

Dalam proses kerja sama, antara investor dengan Timber harus menandatangani lembar kesepakatan. Menurut Rony, beberapa poin itu adalah kesepakatan menitipkan modal menjadi aset berupa pohon. Selain itu juga kesepakatan imbal jasa atau management fee yang harus disetorkan investor, serta rincian bagi hasil perkebunan.


Jaminan keamanan

Semua kesepakatan akan diteken di depan notaris. Rony menjamin, investor tidak perlu takut jika ada lahan yang di klaim pihak lain. Sebab, nantinya setiap pohon dan lahan memiliki barcode dan koordinat lokasi.

Walaupun begitu, pengamat agribisnis F Rahardi meragukan jaminan keamanan investasi semacam ini. Meski seluruh kesepakatan ditandatangani di hadapan notaris, tidak akan mampu menjamin kepastian bagi investor. "Notaris tugasnya hanya mencatat tetapi tidak bisa dimintai pertanggungjawaban," tutur Rahardi.

Ia mengatakan, nanti jika terdapat hal yang merugikan, maka investor menjadi pihak yang paling lemah. Untuk menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan, lebih baik tanah yang diinvestasikan itu didaftarkan dulu ke Badan Pertanahan Nasional (BPN). Jika hal tersebut tidak dilakukan, investor dalam posisi yang lemah. "Saya bukan menyatakan investasi ini tidak menjanjikan, melainkan tidak ada jaminan hukum yang valid," tandas Rahardi

Menurut Rahardi, jika investasi ditawarkan oleh perseorangan atau bukan perusahaan berbadan hukum maka tidak ada jaminan pasti bagi investor. Namun, jika investasi pohon ini ditawarkan oleh PT atau perusahaan berbadan hukum, maka sama saja dengan membeli saham. Sehingga perlu proses panjang, termasuk pendaftaran ke Direktorat Persero dan Badan Usaha Negara. (Kontan)